kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perusahaan lokal masuk radar global


Selasa, 20 September 2011 / 09:32 WIB
Perusahaan lokal masuk radar global
ILUSTRASI. Jadi Kapolda Metro Jaya, Fadil Imran banyak berkarier di Jakarta. (Dok Tribun Jatim)


Reporter: Herlina KD, Maria Rosita | Editor: Edy Can

JAKARTA. Makin banyak perusahaan Indonesia yang naik kelas ke panggung dunia. Baru-baru ini, The World Economic Forum (WEF) merilis daftar perusahaan yang tergabung dalam Global Growth Companies (GGC). Dari 315 perusahaan yang termaktub dalam GGC, tersemat lima perusahaan asal Indonesia.

Kelima perusahaan itu adalah Grup Sintesa (PT Widjajatunggal Sejahtera), PT Agung Podomoro Land, PT Dexa Medica, PT Gajah Tunggal, dan PT Indika Energy Tbk. Dalam situs resminya, WEF menyatakan, perusahaan yang tergabung dalam GGC ini berarti berpotensi memimpin industri dan menjadi penggerak ekonomi di satu negara. Perusahaan yang masuk komunitas ini juga berkesempatan menjalin jaringan bisnis dengan sesama anggota GGC lainnya.

Sebagai catatan, kriteria agar bisa masuk ke dalam anggota GGC tersebut, antara lain, perusahaan itu harus memiliki pertumbuhan pendapatan sebesar 15% per tahun. Perusahaan ini juga harus memiliki pendapatan antara US$ 100 juta hingga US$ 5 miliar per tahun.

Shinta Widjaja Kamdani, Direktur Pengelola Sintesa berpendapat, masuknya perusahaannya ke GGC membuktikan mereka mampu berkompetisi di pasar global. Menurutnya, bersaing di global tak mesti berinvestasi di negara lain. "Berkompetisi dengan perusahaan asing dan lokal di negara sendiri sudah jadi kunci," papar Shinta kepada KONTAN, Senin (19/9).

Sintesa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produk konsumer, energi, industri, dan properti. Uniknya, nilai ekspor Sintesa baru sebesar 5% dari total pendapatan perusahaan. Tapi, Juni lalu, Sintesa mendirikan perusahaan patungan dengan Metro AG dari Jerman mengembangkan perusahaan ritel.

Arijanto Notorahardjo, Manajer Umum Pemasaran Gajah Tunggal Tbk berpendapat, masuknya perusahaannya dalam GGC menunjukkan pengakuan dunia terhadap kualitas ban buatan emiten saham berkode GJTL ini.

Tahun lalu, Gajah Tunggal memproduksi 12,5 juta ban mobil penumpang. Dari angka itu, sekitar 85%-90% diekspor. Untuk menambah daya saing, Gajah Tunggal akan menambah kapasitas produksi jadi 105.000 ban mobil dan 45.000 ban motor per bulan.

Haryo Aswicahyono, Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menilai, masuknya lima perusahaan Indonesia ke dalam GGC itu, akan mendorong makin derasnya arus modal asing yang masuk ke Tanah Air. "Ini membuat perusahaan lokal makin gampang berekspansi," ujarnya. Ini sekaligus membuktikan bahwa arus investasi global mulai bergeser dari negara maju ke negara berkembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×