Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan, perundingan substantif Protokol Perubahan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang atau Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) telah selesai.
Saat ini tengah dilakukan proses legal scrubbing untuk penyamaan konteks bahasa hukum. Selanjutnya setelah proses ini selesai, Retno menjelaskan akan dilakukan dengan proses penerjemahan dan ratifikasi di parlemen sesuai prosedur masing-masing negara.
"Dengan adanya kesepakatan baru IJEPA ini, ditargetkan dapat diimplementasikan pada kuartal pertama tahun 2024," kata Retno dalam Keterangan Virtual di Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (17/12).
Baca Juga: Terbitkan Permendag No. 20 Tahun 2023, Mendag: Kemendag Permudah Ekspor ke Jepang
Retno mengatakan, selesainya perundingan substantif tersebut disambut baik oleh kedua pemimpin negara. Hal tersebut berkaca pada perundingan protokol perubahan yang memakan waktu cukup lama yakni sejak 2019.
"Proses perundingan protokol perubahan ini memakan waktu yang cukup lama sejak 2019," kata Retno.
Ia menjelaskan, dengan protokol perubahan IJEPA terdapat beberapa manfaat yang dapat diambil oleh Indonesia. Antara lain adanya perbaikan akses pasar Indonesia di Jepang.
Hal tersebut, termasuk untuk eliminasi tarif produk perikanan olahan Indonesia. Kemudian perluasan akses pasar perbankan dan kerjasama New Midec (Manufacturing Industrial Development Center) yang dapat mendukung industri Indonesia menjadi basis produksi kawasan.
Retno menambahkan, selain IJEPA pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dan PM Kishida juga membahas diantaranya soal pembangunan MRT Jakarta. Di mana telah didapatkan komitmen Jepang untuk kelanjutan pembangunan MRT jalur timur-barat.
Selain itu, Retno mengatakan Presiden Jokowi juga mendorong agar pembangunan jalur MRT utara-selatan fase 2A dan 2B dapat selesai tepat waktu.
Kemudian pertemuan tersebut juga membahas mengenai masalah transisi energi. Di mana Indonesia sebagai co-initiator Asia Zero Emission Community (AZEC), maka pemerintah menekankan pentingnya kerja sama dekarbonisasi pendanaan yang inklusif dan transfer teknologi rendah karbon.
Baca Juga: Bertemu PM Kishida, Presiden Jokowi Minta Perundingan IJEPA Selesai di September 2023
Oleh karenanya, Indonesia berharap adanya dukungan Jepang dalam implementasi berbagai proyek prioritas termasuk pembangunan pembangkit listrik geothermal di Muara laboh, waste to energy di Legok Nangka, dan pengelolaan lahan gambut di Kalimantan Tengah.
Pertemuan juga membahas kerja sama di bidang mineral kritis serta maritim. Indonesia berharap Jepang dapat mendukung kemajuan hilirisasi industri mineral Indonesia dan kontribusi Indonesia sebagai bagian penting rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) dunia.
"Presiden mengangkat pentingnya kerjasama mineral kritis dengan Jepang dan kesiapan Indonesia untuk menjadi bagian penting rantai pasok baterai EV dunia. Keempat, disepakatinya dukungan Jepang yang lebih besar bagi pembangunan ekonomi pulau terluar Indonesia termasuk untuk industri perikanan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News