kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan likuiditas perekonomian (M2) turun, ini kata ekonom Indef


Selasa, 27 Oktober 2020 / 22:11 WIB
Pertumbuhan likuiditas perekonomian (M2) turun, ini kata ekonom Indef
ILUSTRASI. Kawasan properti perkantoran di Jakata, Jumat (23/10)./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/23/10/2020.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mengalami penurunan pertumbuhan pada bulan September 2020. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi M2 pada bulan tersebut sebesar Rp 6.742,9 triliun atau tumbuh 12,3%  year on year (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 13,3% yoy.

"Meski pertumbuhannya melambat, tetapi pertumbuhan M2 tetap tinggi," tulis bank sentral dalam laporan Analisis Perkembangan Uang beredar yang diterima Kontan.co.id, Selasa (27/10).

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira melihat, faktor penurunan pertumbuhan M2 lebih disebabkan oleh kontraksi pada pertumbuhan surat berharga selain saham seperti obligasi pemerintah dan swasta. 

Baca Juga: Ekonom BCA: PSBB lanjutan memicu penurunan pertumbuhan M2 pada September 2020

“Indikasinya, swasta sedang mengerem penerbitan utang baru. Pertumbuhan kredit ke sektor swasta yang melambat juga berpengaruh terhadap peredaran uang,” kata Bhima kepada Kontan.co.id, Selasa (27/10). 

Bhima melihat kalau perbankan masih berhati-hati terhadap penyaluran kredit baru karena tingginya ketidakpastian dunia usaha. 

Uang beredar yang lambat juga berdampak pada likuiditas ke sektor perekonomian, terutama dalam bentuk intermediasi di sektor riil yang dinilai tidak berjalan optimal. “Padahal, dunia usaha membutuhkan kucuran dana kredit untuk memulai kembali usahanya,” tambah Bhima. 

Ke depan, likuiditas perekonomian diprediksi akan bisa naik. Tetapi, peningkatan likuiditas sebagian besar akan disumbang oleh tagihan ke pemerintah, alias utang untuk menutup defisit APBN 2020.  “Sementara, likuiditas yang dibutuhkan adalah kembalinya perputaran uang dari perbankan ke sektor riil,” ujarnya. 

Baca Juga: Gubernur BI: Masih ada ruang bagi penurunan suku bunga acuan

Untuk itu, Bhima pun mengatakan kalau likuiditas perekonomian akan bergantung pada seberapa besar stimulus dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pemerintah dalam mendorong kredit perbankan. 

Selanjutnya: BI optimistis stabilitas sistem keuangan ke depan tetap terjaga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×