kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga turun jadi 4,93%


Senin, 06 November 2017 / 13:05 WIB
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga turun jadi 4,93%


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga tahun ini sebesar 5,06% year on year (yoy). Angka itu lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal pertama dan kedua tahun ini yang sebesar 5,01% yoy.

Pertumbuhan ekonomi yang sedikit lebih kuat tersebut didorong oleh kinerja ekspor, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi, dan pengeluaran pemerintah. Sementara pertumbuhan konsumsi rumah tangga melemah dibanding kuartal ketiga 2016 dan dibanding kuartal kedua 2017.

BPS mencatat, konsumsi rumah tangga periode Juli-September 2017 tumbuh 4,93% yoy. Angka itu melambat dibanding kuartal ketiga 2016 yang sebesar 5,01% yoy dan dibanding kuartal kedua 2017 yang sebesar 4,95% yoy.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, seluruh sektor konsumsi mengalami pertumbuhan positif. Namun, komponen makanan dan minuman selain restoran juga komponen pakaian, alas kaki, dan jasa perawatan mengalami pertumbuhan yang melambat.

Hanya sektor pendidikan dan kesehatan yang pertumbuhannya lebih tinggi dari kuartal ketiga 2016 dan kuartal kedua 2017. "Tetapi kalau ditelusuri lebih dalam, ada kecenderungan bahwa masyarakat mulai bergeser konsumsinya dari non leisure ke leisure," kata Suhariyanto, Senin (6/11).

Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan komponen restoran dan hotel sebesar 5,52% yoy, lebih tinggi dari kuartal ketiga 2016 yang sebesar 5,01% yoy. Menurutnya, perubahan pola konsumsi ini perlu diwaspadai. Peran media sosial lanjut dia, akan mempengaruhi gaya hidup masyarakat, khususnya rekreasi dengan harga yang terjangkau.

"Tren itu ada. 'Oh kok teman saya ke sana?' Tadinya enggak mau pergi, jadinya 'Oh saya pun bisa'. Ketika pendapatan pas, maka ada pengiritan sebelumnya. Media sosial mempengaruhi gaya hidup," tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×