kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan Kegiatan Dunia Usaha Melemah di Kuartal IV-2021, Begini Respon Ekonom


Jumat, 14 Januari 2022 / 20:11 WIB
Pertumbuhan Kegiatan Dunia Usaha Melemah di Kuartal IV-2021, Begini Respon Ekonom
ILUSTRASI. Pekerja memproduksi tahu di salah satu industri rumahan di kawasan Mampang, Jakarta


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kinerja kegiatan usaha pada kuartal IV-2021 tampak melambat dari kuartal III-2021, meski memang masih mencatatkan pertumbuhan positif.

Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha kuartal IV-2021 yang sebesar 7,10% atau sedikit melambat dari 7,58% dari kuartal III-2021.

Meski melambat, bila dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya, ini jauh membaik. Pasalnya pada kuartal IV-2020 SBT mencatat minus 3,90%.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menilai, perlambatan pertumbuhan kinerja dunia usaha ini disebabkan oleh dunia usaha yang hati-hati mengambil langkah di tengah isu ketidakpastian yang muncul.

Baca Juga: KemenkopUKM: Produk Unggulan Domestik Daun Kelor Asal NTB Jadi Incaran Pasar Dunia

“Seperti isu ancaman Omicron yang mulai muncul pada akhir tahun lalu dan juga ketidakpastian dari pengurangan penambahan likuiditas (tapering off) oleh The Federal Reserve (The Fed),” kata Riefky kepada Kontan.co.id, Jumat (14/1).

Riefky memerinci, ancaman Omicron yang masuk ke Indonesia memang masih relatif lambat pada akhir tahun lalu, tetapi dunia usaha melihat ini sebagai potensi risiko sehingga mengatur ulang skala kegiatan usaha.

Mengingat, dampak dari varian Delta sangat memukul telak di kuartal III-2021. “Jadi mereka sangat mengantisipasi dan masih jaga-jaga,” kata Riefky.

Sedangkan ketidakpastian dari tapering off membuat dunia usaha waspada akan kondisi likuiditas ke depan karena tapering off sangat mempengaruhi pasar modal.

Ke depan, Riefky memperkirakan pertumbuhan dunia usaha masih akan menghadapi risiko pada tahun 2022, terutama dari varian Omicron. Apalagi, ia belum melihat kasus Omicron ini sudah mencapai puncaknya sehingga berpotensi masih akan ada penambahan kasus.

Baca Juga: Lulusan Pendidikan Vokasi Dibutuhkan Dunia Usaha

Nah, penambahan kasus ini yang akan menghambat kondisi dunia usaha. Namun, efeknya hanya sementara dan tidak terlalu berkepanjangan.

Dalam hal ini, penanganan kesehatan masih menjadi kunci utama dalam menyelamatkan kegiatan dunia usaha. Implikasinya juga akan pada terjaganya pertumbuhan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×