Reporter: Bidara Pink, Syamsul Ashar | Editor: Adinda Ade Mustami
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) bakal mengumumkan angka pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia untuk periode April Juni 2020 atau kuartal II-2020, pada Rabu (5/8) mendatang. Ekonomi Indonesia pada periode ini bakal minus alias terkontraksi cukup dalam akibat pukulan telak pandemi Covid-19.
Sekretaris Sekretaris Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Raden Pardede mengungkapkan, pihaknya sudah menerima update pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020.
"Untuk kuartal II kami sudah tahu datanya pertumbuhan ekonomi akan negatif, akan mengalami kontraksi. Sebesar apa kontraksi? Antara 4%-5%, lebih baik dari negara lain yang mengalami kontraksi ekonomi lebih parah akibat pandemi virus korona Covid-19," katanya saat jadi pembicara di diskusi yang digelar komunitas Gerakan Pakai Masker Senin (3/8).
Berdasarkan beberapa pendapat ekonom yang dihubungi KONTAN memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2020 bakal minus lebih dari 4%. Bahkan, kontraksi diperkirakan masih berlanjut hingga kuartal III-2020.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi, ekonomi kuartal II-2020 bakal minus 4,72% year on year (yoy). Angka ini turun signifikan dari pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 yang sebesar 2,97% yoy.
Josua melihat, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan terkontraksi 4,79% yoy setelah sempat tumbuh positif 2,84% yoy di kuartal I-2020. Ini terlihat dari laju pertumbuhan penjualan ritel pada kuartal II-2020 yang turun 14,4% yoy. Sementara Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) pada kuartal II-2020 juga turun 33,7% yoy.
Selain itu realisasi investasi kuartal II-2020 juga turun 5,34% yoy terutama dari investasi bangunan dan non-bangunan yang melambat. Sementara konsumsi pemerintah turun 1,55% yoy. Dari sisi perdagangan, Josua ekspor kuartal II-2020 lebih tinggi daripada impor.
Sementara Ekonom Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan Eric Sugandi juga memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 negatif 4,7%. "Konsumsi dan investasi domestik masih tertekan," kata Eric.
Adapun Danareksa Research Institute (DRI) memprediksi, pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 minus 3,58% yoy dengan pertumbuhan sepanjang 2020 masih kontraksi -0,15% hingga -0,2%.
Meskipun demikian Raden Pardede bilang, pada kuartal III-2020 ini pemerintah berupaya agar tidak terjadi pertumbuhan ekonomi negatif. "Kami menargetkan jangka pendek kuartal III-2020 tidak terjadi resesi," katanya.
Pemerintah akan mendorong belanja kesehatan dan belanja sosial agar penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi berjalan seimbang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News