Reporter: Grace Olivia | Editor: Tendi Mahadi
Di tengah pelemahan ekonomi global, Andry menilai pemerintah mesti fokus menggarap sektor-sektor yang terjangkau dalam jangka pendek (low-hanging fruit sectors) seperti pariwisata, makanan dan minuman, FMCG, dan infrastruktur. Pemerintah juga mesti menata dan mengembangkan potensi perekonomian lokal di daerah-daerah dengan berkoordinasi lebih erat dengan pemerintah daerah.
“Selain itu, memperluas kesepakatan-kesepakatan dagang regional untuk mendorong kinerja ekspor ke depan,” tuturnya.
Adapun, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko mengatakan, BI memang melihat laju pertumbuhan ekonomi domestik cenderung melemah. Potensi pertumbuhan ada, tapi tidak besar untuk saat ini.
Baca Juga: Masih dibayangi aksi unjuk rasa, berikut prediksi pergerakan rupiah pekan depan
Namun, BI memandang rumah tangga dan pemerintah masih mampu melakukan pengeluaran yang kuat. “Naiknya konsumsi pemerintah seiring mengikuti besaran PDB, sedangkan naiknya konsumsi juga tertopang bantuan sosial yang terus naik juga,” tutur Onny.
Oleh karena itu, BI memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di bawah titik tengah kisaran 5%-5,4%. “Masih akan ada di titik tengah kisaran tersebut, meski sesuai yang disampaikan Gubernur BI sebelumnya, (pertumbuhan) akan lebih bias ke bawah,” ujar Onny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News