kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.001,80   8,20   0.83%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2023 Dipatok 5,3%, Sri Mulyani: Perlu Usaha Ekstra


Selasa, 16 Agustus 2022 / 19:59 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2023 Dipatok 5,3%, Sri Mulyani: Perlu Usaha Ekstra
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Kamis (11/8/2022).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023 bisa mencapai 5,3% yoy. Target pertumbuhan tersebut masih cukup optimistis, mengingat saat ini masih ada ketidakpastian global yang membayang dan mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi dalam negeri. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui, untuk mencapai pertumbuhan tersebut , perlu upaya ekstra yang dilakukan oleh pemerintah. Apalagi, di tengah ancaman resesi global. 

“Perlu kerja keras untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut, apalagi kalau pertumbuhan ekonomi dunia melemah seperti yang diperkirakan IMF,” tegas Sri Mulyani dalam Konferensi Pers: Nota Keuangan dan RUU APBN 2023, di Kantor DJP Pusat, Jakarta, Selasa (16/8). 

Di tengah ketidakpastian global tersebut, Sri Mulyani akan mengoptimalkan sumber pertumbuhan yang ada. Hal ini untuk mencapai asa pertumbuhan ekonomi tembus 5%yoy  pada tahun depan. 

Baca Juga: Jokowi Patok Belanja Negara Tahun 2023 Sebesar Rp 3.041,7 triliun

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menegaskan, target pertumbuhan ekonomi pada tahun depan akan diupayakan secara maksimal oleh pemerintah. Pemerintah juga akan mendorong ekspansi produksi yang konsisten untuk membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya. 

Dalam mewujudkan asa tersebut, Jokowi akan menimbulkan berbagai sumber pertumbuhan ekonomi baru. Pelaksanaan berbagai agenda reformasi struktural juga terus diakselerasi untuk transformasi perekonomian. Selain itu, pemerintah juga akan melecut kinerja investasi serta daya saing produk manufaktur nasional di pasar global. 

Dengan semakin kuatnya sektor swasta sebagai motor pertumbuhan, maka manajemen kebijakan fiskal dapat lebih diarahkan untuk menciptakan keseimbangan antara perbaikan produktivitas dan daya saing, dengan menjaga kesehatan dan keberlanjutan fiskal untuk menghadapi risiko dan gejolak di masa depan. 

Lebih lanjut, Jokowi menekankan, bauran kebijakan yang tepat, serta sinergi dan koordinasi yang semakin erat antara otoritas fiskal, moneter, dan sektor keuangan akan menjadi modal yang kuat dalam rangka akselerasi pemulihan ekonomi nasional serta penguatan stabilitas sistem keuangan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×