Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Pertamina menyatakan bahwa berada dalam dunia bisnis migas tidak mudah karena harus bekerjasama dengan berbagai pihak untuk merealisasikan berbagai kebijakan perminyakan. Oleh karena itu, perseroan meminta agar masyarakat tidak menyamakan bisnis migas dengan bisnis kacang goreng.
"Bisnis minyak itu bukan bisnis kacang goreng, butuh modal dan trust kemampuan untuk menjamin keamanan stabilitas," ujar ujar VP Coorporate Communication Pertamina, Ali Mudakir di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (27/8).
Ali menegaskan, Pertamina tidak pernah main-main dalam memilih mitra bisnisnya. Pasalnya kata dia, bisnis migas adalah bisnis yang besar jadi setiap mitra bisnis harus memiliki kredibilitas dan kepercayaan.
Sementara itu, untuk bekerjasama dengan trader-trader minyak pun, kata Ali, harus dilandasi dengan kepercayaan yang penuh. Jika tanpa kepercayaan, dia menjamin akan terjadi masalah yang lebih besar dari yang terjadi saat ini.
"Jadi trader harus punya dana besar dan kreadibilitas dan trust ya, kalau gagal pasok apa gak ngantri kaya sekarang, apa gak demam semua masyarakat Indonesia ini, jadi itu trust dan kredibilitas dari penyalur itu mutlak," kata Ali.
Sebelumnya, Pertamina dikabarkan memakai jasa trader dalam penyediaan minyak impor untuk kebutuhan dalam negeri. Bahkan dikabarkan trader-trader tersebut menjadi mafia-mafia migas yang memainkan harga penjualan minyak menjadi tinggi. (Yoga Sukmana)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News