Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali membuka keran impor untuk jagung. Hal itu dilakukan lantaran permintaan pasar yang masih besar. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menceritakan, saat ini permintaan jagung dari para peternak masih sangat besar meskipun pemerintah telah mengimpor 130.000 ton jagung.
"Udah, kita impor yang 100.000 ton (tahun lalu). Nah, begitu 100.000 selesai masuk, permintaannya msh banyak dari peternak-peternak kecil dan menengah baik petelor maupun pedaging," ungkap dia di kantornya, Selasa (29/1). Setelah itu, untuk memastikan permintaan Bulog dan kementerian BUMN untuk mengecek di lapangan terutama di Jawa Barat dan Jawa Timur soal keadaan jagung.
"Rapat hari Selasa lalu, kita menugaskan Bulog untuk mengecek, hari kamis kita rapat lagi, dua hari setelah ditugaskan mengecek, mereka kemudian turun ke lapangan, saya juga minta bantuan Gubernur Jatim turun ke lapangan, ada semua angka-angkanya bahwa di Jabar panen itu belum ada," tambah Darmin.
Pun terkait 30.000 ton jagung setelah itu, diakui Darmin juga telah habis diserap pasar. "Permintaannya udah lebih banyak dari situ, sehingga Bulog kemudian mengatakan karena panennya belum ada," katanya.
Maka itu tahun ini, pemerintah akan kembali melakukan impor, sambil menunggu panen raya terjadi. Adapun panen diprediksi terjadi pada Maret-April nanti. Maka itu, Darmin menegaskan, impor kali ini tidak boleh berbarengan dengan hasil panen petani.
"Kita berikan plafon kepada Bulog, Anda boleh impor tapi ngga boleh masuk lebih dari pertengahan Maret supaya jangan nanti ada jagung impor, ada jagung produksi dalam negeri," tutur dia.
Darmin juga bilang, untuk kali ini pemerintah tidak menargetkan berapa ton impor yang akan dikucurkan. Artinya nanti tergantung dari kebutuhan pasar berdasarkan Bulog. "Kalau hanya bisa diimpor 100.000 ya 100.000, kalau kurang dari situ ya kurang dari situ, pokoknya batasnya pertengahan Maret," tutur dia.
Tapi yang pasti permintaan dari peternak saat ini masih ada. "Terus terang yang minta peternak besar pun ada, tapi kita bilang diutamakan sama yang kecil menengah dulu lah. Artinya harga di pasar itu masih terlalu tinggi sehingga mereka berharap ada impor dari pemerintah supaya harga turun," ujarnya.
Impor jagung tahap III ini sesuai dengan surat undangan pengadaan impor jagung tertanggal 25 Januari 2019 yang tercantum dalam situs resmi Perum Bulog. Dalam surat pengadaan tersebut disebutkan, Bulog membutuhkan jagung sebanyak 150.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News