Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan akan memanfaatkan perjanjian perdagangan untuk memperluas pasar nontradisional sebagai salah satu upaya pemulihan ekonomi nasional.
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menerangkan, hal ini didasarkan dengan pertimbangan bahwa Indonesia menjadi negara penghasil produk bernilai tinggi yang membutuhkan pasar-pasar baru di luar negara tradisional atau mitra dagang utama.
"Upaya kerja sama dan perluasan pasar melalui perjanjian perdagangan merupakan salah satu cara yang akan membantu Indonesia dalam proses pemulihan ekonomi nasional. Keberadaan perjanjian dagang diharapkan dapat menjadi kondisi pendukung bagi pertumbuhan ekspor nasional yang berkontribusi pada pemulihan ekonomi secara menyeluruh,” kata Jerry dalam keterangan tertulis, Rabu (3/3).
Baca Juga: Kominfo menambah 3 BTS dan 78 titik akses internet untuk pariwisata dan UMKM di NTB
Jerry pun menerangkan, perluasan pasar yang lebih proaktif melalui pasar nontradisional dilakukan dengan mencari dan memanfaatkan peluang di negara-negara nontradisional sebagai alternatif pasar ekspor.
Berdasarkan data kinerja ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa kawasan selama periode 2020 dengan 2021 atau year on year (yoy), terjadi peningkatan ekspor tertinggi ke sejumlah negara/kawasan nontradisional, seperti Afrika Selatan sebesar 138,2%, Eropa Timur sebesar 127,9%, dan Afrika Timur sebesar 57,7%.
Indonesia juga memiliki sejumlah perjanjian perdagangan bilateral dengan negara nontradisional yaitu Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), Indonesia-Mozambique Preferential Trade Agreement (PTA), Indonesia-Pakistan PTA.
Menurut Jerry, Kemendag akan mempercepat penyelesaian perjanjian perdagangan yang sedang berjalan dan melakukan perundingan dengan negara-negara nontradisional untuk mewujudkan perluasan pasar.
Baca Juga: Kementerian ESDM: Potensi energi surya di Nusa Tenggara Timur mencapai 66 GW
“Indonesia akan terus menyelesaikan berbagai perjanjian perdagangan yang tengah berlangsung saat ini serta menjajaki peluang-peluang baru lainnya dengan negara-negara nontradisional sesuai amanat Presiden Joko Widodo," ujar Jerry.
Jerry menyebut, perundingan-perundingan yang ditargetkan untuk diselesaikan pada 2021 yakni perjanjian dengan Uni Eropa, Pakistan Trade in Goods Agreement (TIGA), Bangladesh, Tunisia, dan Maroko.
Lebih lanjut, Jerry mengatakan bahwa peningkatan utilisasi FTA perlu dilakukan untuk mendorong para pelaku usaha untuk melakukan ekspor ke negara- negara yang telah menjalin kerja sama perdagangan dengan Indonesia yang memiliki tarif rendah bahkan hingga 0%.
Dia berharap pelaku usaha turut membantu melakukan sosialisasi komitmen-komitmen Indonesia dengan negara mitra, agar para pelaku usaha dapat menggunakan skema FTA yang telah disepakati.
Baca Juga: Ada program substitusi, impor baja Indonesia turun 34% sepanjang 2020
Tak hanya itu, upaya lain yang dilakukan Kemendag adalah mengelola pasar dan produk utama. Pasalnya, pada 2020, 10 negara tujuan utama berkontribusi 69,7% dari total nonmigas dan 10 produk utama berkontribusi 59,9 %dari total ekspor nonmigas.
Strategi lain yang dapat dilakukan pada perundingan perdagangan internasional yaitu mendorong transformasi ekspor ke produk barang bernilai tambah dan jasa, memperluas hubungan dagang dan investasi melalui diplomasi, advokasi dan negosiasi perjanjian bilateral, sub regional, regional, plurilateral, dan multilateral; serta kerja sama di organisasi komoditas internasional.
Jerry berharap adanya peran dari Dinas Perindag Provinsi, FTA Center, dan Export Center dalam mengoptimalkan perjanjian perdagangan internasional. Peran tersebut yakni melakukan sosialisasi perjanjian perdagangan internasional kepada para pelaku usaha di daerah secara intensif.
Selanjutnya: MIND ID: Industri timah masih memprihatinkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News