Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak awal 2020 berdampak besar bagi kehidupan umat manusia. Bencana seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Kedatangannya membuat manusia harus banyak melakukan perubahan dalam menjalani hidup sehari-hari.
Penanganan pandemi Covid-19 terus dilakukan bersama-sama seluruh negara di dunia, agar virus SARS-CoV-2 bisa segera dikendalikan dan kehidupan kembali seperti sedia kala. Upaya bersama tersebut mulai membuahkan hasil, dengan munculnya vaksin untuk menekan laju penularan Covid-19.
Proses vaksinasi secara bertahap telah mulai dilakukan beberapa negara sejak akhir tahun lalu. Indonesia secara khusus telah memulai vaksinasi sejak pertengahan Januari 2021. Paralel dengan strategi pengendalian pandemi, negara-negara di dunia tengah mempersiapkan strategi, kebijakan dan pendekatan untuk memulihkan kembali ekonomi sekaligus mereformasi sistem kesehatan publik yang lebih tangguh.
Di Indonesia sendiri seperti yang kita tahu, Pemerintah tengah gencar untuk memacu kembali roda ekonomi dan membantu masyarakat untuk bangkit, utamanya di sektor-sektor industri yang terdampak paling besar dari pandemic ini, yakni sektor pariwisata.
Baca Juga: Saran ahli kesehatan untuk mencegah penularan virus corona varian baru
Sehubungan dengan itu Harvard Club of Indonesia (HCI) perkumpulan Alumni Harvard University, Cambridge, Massachusetts di Indonesia menggelar sharing session bertajuk “Creative Economic and Health Policies Post Covid” di acara Global Networking Night pada hari Kamis (21/01) secara online yang dihadiri oleh alumni-alumni Harvard Colleges and sekitar 11 Graduate Schools dengan keynote speaker dua menteri dari Kabinet Indonesia Maju, yakni Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno. Keduanya menyampaikan strategi serta bahasan mengenai rencana dan kesiapan pemerintah membangun kembali era pasca-pandemi.
Global Networking Night (GNN) sendiri adalah suatu kegiatan rutin yang dilakukan serentak di seluruh dunia untuk sebagai platform knowledge sharing and networking antar alumni Harvard demi membangun hubungan yang lebih kuat juga sebagai platform bertukar ide dan gagasan.
Budi Gunadi mengatakan bahwa krisis global yang terjadi saat ini berbeda tipikalnya dengan krisis yang pernah terjadi sebelumnya, seperti pada tahun 1998, 2008, dan 2013. Pada tiga krisis terdahulu, masalah muncul dan membesar dari persoalan di industri keuangan. Kali ini, krisis terjadi karena dipicu munculnya virus bernama SARS-CoV-2.
“Ini adalah krisis kesehatan yang berujung pada krisis ekonomi. Sayangnya, resep mengatasi krisis kesehatan ini adalah lockdown. Saat lockdown, kontak fisik berkurang drastis. Padahal, kontak fisik adalah pilar utama dalam menjamin berputarnya roda perekonomian di seluruh negara," ujar Budi Gunadi dalam keterangannya.
Baca Juga: Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo terpapar virus corona, tak rasakan gejala apapun
Menurut Budi, perbaikan kondisi ekonomi tidak akan terjadi selama masyarakat masih takut untuk berinteraksi dan keluar rumah. Kepercayaan dan rasa aman harus dimunculkan dalam diri masing-masing orang, agar mereka tidak takut bila hendak beraktivitas di luar kediamannya, dengan kebijakan yang tepat di sektor kesehatan. Ada empat strategi pemulihan kepercayaan publik yang harus dilakukan sesuai rekomendasi dari World Health Organization (WHO).
“Pertama, diagnosa melalui testing, tracing, and treatment. Kedua, jaminan adanya terapi yang tepat di rumah sakit dan penggunaan obat-obatan ketika anda sakit. Ketiga pemberian vaksin, dan keempat yakni meningkatkan kualitas sistem kesehatan publik, ujarnya.
Menurut Budi, pembangunan sistem kesehatan publik yang bagus harus dimulai sejak sekarang agar Indonesia tidak lagi kesulitan menghadapi potensi kemunculan pandemi di masa depan. Selain itu, gerakan bersama harus dilakukan guna mendorong perubahan cara hidup dan perilaku masyarakat pasca-pandemi.