kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Perlu perhatikan kebutuhan dunia usaha


Kamis, 12 Juni 2014 / 09:28 WIB
Perlu perhatikan kebutuhan dunia usaha
ILUSTRASI. Presiden Jokowi memberikan instruksi kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk tetap waspada namun tetap optimis. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Janji Jokowi-JK mengatasi pengangguran dengan pembuatan techno park patut mendapat apresiasi. Namun, para pakar ekonomi mengingatkan, techno park harus mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha pada periode mendatang.

Pengamat Ekonomi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam mengatakan, techno park adalah hal yang bagus dan sebuah inovasi baru. Peningkatan keahlian tenaga kerja memang menjadi sisi yang penting.

Namun, dalam hal ini Jokowi-JK harus pula memperhatikan kebutuhan dunia usaha. Kebutuhan tenaga kerja seperti apa yang dibutuhkan dunia usaha perlu disinkronkan dengan penciptaan SDM oleh techno park.

"Kalau tidak ada permintaan dari dunia usaha juga akan sia-sia," ujar Latif. Karena itu, pembicaraan dengan dunia usaha perlu dijadikan agenda kerja pasangan nomor urut dua dalam pilpres.

Untuk pembukaan lahan pertanian, menurut Latif, akan menuai hambatan dari kurangnya keterikatan antara pemerintah pusat dan daerah. Sejak pemerintahan lalu, program pembukaan lahan pertanian baru sudah didengungkan, tapi implementasinya minim karena pemda tidak memberikan lahan.

Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati melihat, untuk menciptakan lapangan kerja di Indonesia diperlukan industri padat karya yang besar. Industri padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja seperti tekstil, komponen elektronika, alas kaki, dan industri kreatif perlu dikembangkan dan diperhatikan. "Industri-industri itu butuh kebijakan baru agar berkembang," kata Enny.

Selain itu, pemerintahan mendatang harus membina industri UKM sebagai basis industri padat karya. Beri insentif seperti keringanan pajak, permodalan agar semakin maju.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×