Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ketidakpastian yang tinggi, cadangan devisa menjadi salah satu amunisi penting untuk menjaga perekonomian.
Ekonom Bank Danamon Irman Faiz mengatakan, di tengah kondisi tersebut, bank sentral bisa mengambil opsi untuk memupuk komponen cadangan devisa, yaitu emas moneter atau monetary gold.
“Saat ketidakpastian tinggi, memang (memupuk) komponen monetary gold lebih baik. Karena ini cenderunga presiatif,” tutur Faiz kepada Kontan.co.id, Kamis (11/1).
Bila menilik komponen cadangan devisa tersebut pada akhir tahun 2023, tercatat monetary gold sebesar US$ 5,23 miliar atau naik 1,33% mom.
Nah, emas moneter adalah persediaan emas yang dimiliki oleh bank sentral, berupa emas batangan yang memenuhi persyaratan internasional tertentu, seperti London Good Delivery (LGD).
Baca Juga: Cadangan Devisa Akhir Tahun 2023 Meningkat, Seluruh Komponen Pembentuknya Naik
Selain itu, yang termasuk monetary gold adalah emas murni, serta mata uang emas yang berada di dalam negeri maupun luar negeri.
Otoritas moneter yang ingin menambah emas miliknya, bisa menambang emas baru atau membeli emas dari pasar, tetapi harus memonetisasi emas tersebut.
Sebaliknya, otoritas moneter juga bisa mengeluarkan kepemilikan emas untuk tujuan non moneter, tetapi harus mendemonetisasi emas tersebut.
“Kenaikan cadangan emas tersebut menunjukkan ada apresiasi aset, jadi nilainya naik walaupun ada kemungkinan tidak ditambah,” tambah Faiz.
Faiz menilai, secara keseluruhan level cadangan devisa pada akhir tahun 2023 tersebut bisa menjadi bekal yang baik untuk menghadapi ketidakpastian di tahun ini.
“Level cadangan devisa akhir tahun lalu bagus, karena BI memulai tahun 2024 dengan amunisi yang lebih ample, untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” tuturnya.
Adapun cadangan devisa pada akhir tahun 2023 tercatat US$ 146,38 miliar atau naik 6,01% mom. Ini merupakan level tertinggi kedua sejak capaian September 2021 yang sebesar US$ 146,9 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News