kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.435   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.141   34,56   0,49%
  • KOMPAS100 1.040   6,83   0,66%
  • LQ45 812   5,50   0,68%
  • ISSI 225   1,86   0,83%
  • IDX30 424   3,56   0,85%
  • IDXHIDIV20 510   8,47   1,69%
  • IDX80 117   0,83   0,71%
  • IDXV30 122   2,00   1,67%
  • IDXQ30 139   1,66   1,21%

Perang Tarif Dagang Mulai Pukul Industri Manufaktur Indonesia


Senin, 19 Mei 2025 / 16:24 WIB
Perang Tarif Dagang Mulai Pukul Industri Manufaktur Indonesia
ILUSTRASI. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, meningkatnya tensi perang perdagangan global berimbas terhadap kinerja sektor manufaktur Indonesia.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Meningkatnya tensi perang tarif perdagangan global berimbas terhadap kinerja sektor manufaktur Indonesia. 

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu, menyampaikan bahwa tekanan tersebut mulai terlihat sejak Maret dan semakin nyata pada April 2025.

“Kita melihat bahwa sejak April ini kinerja manufaktur langsung terdampak,” ujar Febrio dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI, Senin (19/5).

Seperti yang diketahui, PMI Manufaktur Indonesia pada April 2025 turun menjadi 46,7, dan merupakan level terendah sejak Agustus 2021.

Meski dalam satu bulan terakhir arah dari perang tarif global menunjukkan sedikit pelonggaran, Febrio menegaskan bahwa tingkat ketidakpastian masih sangat tinggi. 

Kondisi ini mendorong pemerintah untuk bersikap lebih waspada dan mengantisipasi segala kemungkinan yang muncul.

Baca Juga: Industri Manufaktur Lesu, Pengusaha Ajukan Lebih Banyak Restitusi Pajak

Febrio menyebutkan, sektor-sektor andalan ekspor Indonesia paling terdampak oleh ketegangan perdagangan ini, terutama dalam hubungan dagang dengan Amerika Serikat. Produk elektronik menjadi ekspor utama Indonesia ke pasar AS, disusul oleh tekstil dan produk tekstil (TPT) serta alas kaki.

"Sehingga kita melihat bahwa sektor manufaktur yang terutama sisi labor intensive seperti TPT dan alas kaki ini menjadi fokus perhatian pemerintah terutama dalam konteks kita melakukan negosiasi tarif antara Amerika dengan Indonesia," katanya.

Febrio menekankan pentingnya komunikasi dan negosiasi tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat. Pemerintah, melalui tim negosiasi yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, akan berupaya menjaga kepentingan nasional dalam perundingan dagang ke depan.

"Kita memang dengan melakukan itu (negosiasi) berharap bisa mengurangi risiko bagi sektor-sektor manufaktur yang tadi saya sudah sebutkan," kata Febrio.

Baca Juga: Sektor Manufaktur Lesu, Ancaman PHK Massal Mengintai

Selanjutnya: Asperindo Dukung Penuh Aturan Baru Komdigi Soal Layanan Gratis Ongkir

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 20-21 Mei, Provinsi Ini Siaga Hujan Sangat Lebat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×