kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Per Juni, defisit anggaran capai 31,5% dari target


Selasa, 03 Juli 2012 / 15:47 WIB
Per Juni, defisit anggaran capai 31,5% dari target
ILUSTRASI. Harga emas Antam turun menjadi Rp 948.000 per gram


Reporter: Herlina KD | Editor: Edy Can


JAKARTA. Kementerian Keuangan mencatat defisit anggaran hingga akhir Juni 2012 sudah mencapai sebesar Rp 60 triliun. Ini artinya, defisit anggaran sudah mencapai 31,5% dari total asumsi defisit APBN 2012 yang sebesar Rp 190,1 triliun.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyatakan, defisit ini menunjukkan kinerja penyerapan anggaran sudah cukup baik. Menurutnya, belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sudah lebih baik begitu pula dengan belanja non K/L dan belanja transfer daerah. "Di bulan Juni ini pertama kali kita bisa mencatatkan defisit. Biasanya Juni masih surplus," ungkapnya Selasa (3/7).

Defisit terjadi realisasi belanja lebih besar ketimbang pendapatan. Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan Agus Suprijanto mengungkapkan, realisasi belanja negara mencapai Rp 629,4 triliun per 21 Juni lalu. Sedangkan realisasi pendapatan negara baru sekitar Rp 593,3 triliun.

Jika dilihat dari pos belanjanya, Agus mencatat realisasi belanja modal mencapai Rp 30,6 triliun atau 18,2% dari total pagu anggaran belanja modal di APBNP 2012. Angka ini sudah lebih tinggi ketimbang realisasi belanja modal pada periode yang sama tahun lalu yang sebesar 16,8%.

Sedangkan belanja subsidi (energi dan non energi) sudah mencapai 55% dari total pagu anggaran subsidi dalam APBNP 2012 sebesar Rp 245,1 triliun. Realisasi belanja subsidi ini juga lebih besar ketimbang periode yang sama tahun lalu yang sebesar 33%.

Kendati demikian, pemerintah masih belum puas. Agus Suprijanto beralasan kenaikan realisasi belanja modal belum signifikan. Salah satu faktor penghambatanya karena sebagian K/L masih menunggu revisi Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Agus menjelaskan, defisit anggaran terjadi karena pencairan gaji ke-13 bagi pegawai negeri sipil dan TNI/Polri. "Karena ada gaji ke 13, maka Dana Alokasi Umum (DAU) untuk belanja pegawai di daerah juga dicairkan, sehingga realisasi belanja melewati pendapatan negara," katanya.

Dalam catatan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara, realisasi belanja pegawai mencapai Rp 104,1 triliun hingga Juni lalu atau 49% dari pagu anggarannya di APBNP 2012. Angka ini lebih tinggi ketimbang periode yang sama tahun lalu yang sebesar 44%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×