Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai masih belum meningkatnya penyaluran kredit perbankan tak lepas dari peran korporasi. Ini didorong oleh masih belum kuatnya permintaan kredit dari sisi korporasi.
Padahal menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, faktor dari sisi penawaran masih cukup kondusif, yaitu dengan kondisi likuiditas yang cukup, suku bunga yang menurun, dan lending standard perbankan yang mengendor.
Baca Juga: Bank Indonesia tahan suku bunga acuan di level 5%
Perry pun membeberkan hasil survei BI. Menurutnya, keadaan ini masih akan berlangsung hingga tahun 2020. Hal ini dengan melihat masih banyaknya korporasi yang belum merencanakan untuk berinvestasi dan masih fokus untuk mengkonsolidasi mengenai kondisi keuangan Indonesia.
"Yang masih ragu-ragu sebanyak 53%, sementara yang sudah merencanakan untuk investasi baru sekitar 47%," kata Perry pada Kamis (21/11) di Jakarta.
Selain itu, hasil survei BI juga menunjukkan bahwa korporasi masih menggunakan modal sendiri dalam kegiatan produksinya. Sebanyak 80% dari kebutuhan pendanaan korporasi masih mengandalkan dari return dan dari laba yang ditahan.
Baca Juga: Bankir akui gap antara laju kredit dan DPK mulai menyempit
selama ini sebanyak 80% dari kebutuhan pendanaan korporasi masih berasal dari modal sendiri, return, dan dari laba yang ditahan.
Belum siapnya korporasi untuk berinvestasi dan produksi yang masih belum meningkat ini juga tercermin dari penurunan impor bahan baku. Selama dua kuartal pertama di tahun 2019 ini memang tercatat impor barang modal serta barang baku Indonesia menurun.