Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,00% di Oktober 2019 ini.
Menurut Ekonom BCA David Sumual, efek pelonggaran moneter ini tidak bisa langsung dirasakan, apalagi dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Ekonom menilai penurunan suku bunga BI untuk menjaga stabilitas ekonomi
"Moneter itu perlu waktu yang lama. 6 bulan - 12 bulan, baru kelihatan dampaknya. Dan itu pun perlu dikombinasikan dengan kebijakan makroprudensial," kata David kepada Kontan.co.id, Kamis (24/10).
Namun, menurut David pelonggaran moneter ini bisa menjadi langkah pre-emptive dari BI, apalagi dengan melihat Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) memiliki kecenderungan untuk kembali menurunkan suku bunga acuan akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang masih memanas.
Meski suku bunga acuan turun, pertumbuhan penyaluran kredit justru melambat pada Agustus 2019, yaitu sebesar 8,59% year-on-year (yoy), dari sebelumnya 9,58% yoy pada Juli.
Baca Juga: Realisasi investasi kelistrikan kuartal III-2019 capai US$ 8,31 miliar
David melihat bahwa memang kebijakan moneter ini sebagai langkah penuntun. Keputusan akhirnya ada di tangan pihak-pihak terkait.