Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga BI-7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,00% pada Oktober 2019 ini.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, penurunan suku bunga acuan ini bukan sebagai langkah untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi, melainkan hanya sebagai langkah stabilitas.
Baca Juga: Penurunan suku bunga BI sebagai respons melemahnya pertumbuhan kredit
"Saya kira BI sudah mulai berubah. Bukan mendorong, tapi menjaga agar tidak terjadi perlambatan ekonomi. Jadi stabilitas dari sisi makronya," kata Lana kepada Kontan.co.id, Kamis (24/10).
Pendapat Lana tersebut juga didukung oleh pernyataan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang menyatakan bahwa saat ini yang diutamakan adalah stability over growth. Lana memandang, hal tersebut juga didasari oleh sulitnya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah kondisi global yang tidak pasti.
Apalagi saat ini masih ada ketegangan dagang antara negara Amerika Serikat (AS) dan China yang masih belum usai. Belum lagi ada pendapat-pendapat soal pelemahan perekonomian Indonesia yang bisa di bawah 5% pada 2019 dan semakin menurun di 2020.
"Ya karena ada prediksi itu, maka BI mengambil langkah pemangkasan suku bunga. Sekalian untuk menjaga agar pertumbuhan tetap bisa 5%," tambah Lana.
Baca Juga: Penurunan suku bunga BI untuk menjaga geliat konsumsi domestik
Untuk ke depannya, Lana melihat masih ada ruang bagi BI menurunkan kembali suku bunga acuan, bahkan hingga 4,75% hingga akhir tahun.
Hal ini disebut sebagai langkah pre-emptive dari keputusan Bank Sentral AS (The Fed) yang masih memiliki peluang untuk menurunkan suku bunga acuan. Selain itu, juga sebagai langkah antisipasi penurunan ekonomi akibat kondisi ekonomi global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News