kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.909.000   -24.000   -1,24%
  • USD/IDR 16.195   57,00   0,35%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

Penurunan Harga Minyak Global Membuka Ruang Fiskal Pemerintah


Senin, 09 Juni 2025 / 15:00 WIB
Penurunan Harga Minyak Global Membuka Ruang Fiskal Pemerintah
ILUSTRASI. Tren penurunan harga minyak global dinilai akan menguntungkan dari sisi belanja subsidi energi karena membuka ruang fiskal pemerintah. REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Tren penurunan harga minyak global dinilai akan menguntungkan dari sisi belanja subsidi energi karena membuka ruang fiskal pemerintah. 

Global Market Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, menilai harga minyak dunia yang saat ini tergolong rendah berada pada kisaran US$ 60 sampai US$ 70 per barel memberikan keuntungan bagi Indonesia sebagai negara pengimpor bersih minyak (net oil importer).

Menurutnya belanja fiskal untuk subsidi akan cenderung aman. Sehingga ini masih dapat menopang APBN agar defisit tetap terkendali—saat ini di kisaran 2,5%–3% dari PDB (Produk Domestik Bruto).

Baca Juga: Harga Minyak Membuka Ruang Fiskal Pemerintah

"Walaupun memang dari pendapatan negara akan berkurang karena harga minyaknya rendah,” kata Myrdal kepada Kontan, Minggu (8/9).

Myrdal menambahkan pendapatan negara juga dipengaruhi oleh komoditas lainnya, seperti batubara, yang berkontribusi besar terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan belanja anggaran lainnya.

Concern-nya bukan hanya soal harga minyak, tapi juga komoditas lain seperti batu bara. Ini juga akan mempengaruhi pendapatan negara secara keseluruhan,” tegasnya.

Untuk itu, pemerintah perlu mendiversifikasi sumber pendapatan negara, yang tidak hanya dari minyak dan batu bara. Serta menjaga efisiensi belanja negara, terutama subsidi dan belanja kompensasi energi.

Baca Juga: Penurunan Harga Minyak Global Berpotensi Buka Ruang Fiskal

Selain itu meningkatkan iklim investasi juga dibutuhkan untuk memperkuat basis ekonomi dan menambal potensi gap PNBP akibat harga komoditas fluktuatif

"Karena pasti pengaruhnya nanti ke pendapatan negara mungkin yang perlu dipertimbangkan," ungkapnya.

Asal tahu saja, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi anggaran subsidi telah mencapai Rp 47,4 triliun hingga akhir April 2025. Realisasi ini menurun 8,6% secara tahunan jika dibandingkan pada periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp 51,8 triliun.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyampaikan, total penggunaan subsidi energi sebanyak 6,48 juta kiloliter atau naik 2,3% dari periode sama tahun lalu sebanyak 6,32 juta kiloliter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×