kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penularan Covid-19 di Indonesia masih tinggi, WHO desak pembatasan yang lebih ketat


Kamis, 22 Juli 2021 / 14:10 WIB
Penularan Covid-19 di Indonesia masih tinggi, WHO desak pembatasan yang lebih ketat
ILUSTRASI. Komunitas badut dari Aku Badut Indonesia melakukan aksi kampanye melawan corona kepada pengendara jalan di kawasan Pasar Rebo. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak Indonesia untuk menerapkan penguncian yang lebih ketat dan lebih luas untuk memerangi lonjakan infeksi dan kematian akibat Covid-19, hanya beberapa hari setelah Presiden Jokowi menandai pelonggaran pembatasan.

Mengutip Reuters, Kamis (22/7), Indonesia telah menjadi salah satu episentrum pandemi global dalam beberapa pekan terakhir, dengan kasus positif Covid-19 melonjak lima kali lipat dalam lima minggu terakhir. Minggu ini, kematian harian mencapai rekor tertinggi, di antara jumlah korban tertinggi di dunia, yakni lebih dari 1.300.

Dalam laporan situasi terbarunya, WHO mengatakan, penerapan protokol kesehatan secara ketat dan pembatasan sosial sangat penting dilakukan dan menyerukan tindakan mendesak tambahan untuk mengatasi lonjakan infeksi secara tajam di 13 provinsi dari 34 provinsi di Indonesia.

“Indonesia saat ini menghadapi tingkat penularan yang sangat tinggi, dan ini menunjukkan pentingnya penerapan kesehatan masyarakat dan langkah-langkah sosial yang ketat, terutama pembatasan pergerakan, di seluruh negeri,” jelas WHO.

Di bawah penguncian sebagian di Indonesia, pembatasan sosial seperti bekerja dari rumah dan mal tertutup terbatas di Pulau Jawa dan Bali dan kantong kecil di bagian lain negara ini. 

Baca Juga: As Indonesia mulls easing lockdown, WHO urges tougher restrictions

Sektor ekonomi besar yang dianggap kritis atau esensial dibebaskan dari sebagian besar, atau sebagian, dari tindakan penguncian.

Pada hari Selasa, Presiden Joko Widodo menandai pelonggaran pembatasan mulai minggu depan, mengutip data resmi yang menunjukkan penurunan infeksi dalam beberapa hari terakhir, yang menurut para ahli epidemiologi telah didorong oleh penurunan pengujian dari tingkat yang sudah rendah.

“Jika tren kasus terus menurun, maka pada 26 Juli 2021, pemerintah akan mencabut pembatasan secara bertahap,” kata Jokowi, sapaan akrab presiden itu.

Tingkat positif harian Indonesia, proporsi orang yang dites yang terinfeksi, rata-rata 30% selama seminggu terakhir bahkan ketika jumlah kasus telah turun. Tingkat di atas 20% berarti penularan "sangat tinggi", kata WHO.

Menurut WHO, semua provinsi di Indonesia, kecuali Aceh memiliki tingkat positif di atas 20%. Sedangkan Aceh, memiliki tingkat positif sebesar 19%.

Menteri senior yang menangani penguncian sebagian, Luhut Pandjaitan, mengatakan pelonggaran pembatasan dapat terjadi di daerah-daerah di mana tingkat penularan turun, kapasitas rumah sakit meningkat dan "kondisi sosiologis" penduduk menuntutnya.

Kelompok pengusaha telah memperingatkan PHK massal kecuali pembatasan dilonggarkan minggu depan. Di antara langkah-langkah lain, mereka ingin semua staf operasional diizinkan bekerja di kantor dan pabrik di industri penting dan penting - yang mencakup semua bisnis, hotel, dan perusahaan TI yang berorientasi ekspor.

Selanjutnya: Kasus Covid-19 varian Delta paling banyak ditemukan di Jakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×