Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan, kerugian yang dialami oleh Bulog disebabkan oleh penugasan dari pemerintah, beban utang, dan beban bunga.
“Ruginya karena penugasan, karena beban utang, beban bunga, belum lagi, kalau kita udah salurkan kita punya utang baru, karena ada supplier-supplier yang kita gunakan untuk men-supply itu pak, itu sudah kita bayar, tetapi kita tidak dapat gantinya dari negara. Seperti hal itu pak,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR-RI, Senin (17/1).
Menurutnya, hal tersebut membuat utang Bulog bertumpuk, dan apabila dihitung, maka akan rugi. Namun, ia mengklaim dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, kerugian Bulog semakin kecil, dan beban utang yang juga berkurang.
“Jadi, utangnya Bulog itu bertumpuk-tumpuk pak, kalau dihitung-hitung rugi pak, pasti. Walaupun apabila kita bandingkan dengan tahun yang lalu, kita sangat kecil, dibandingkan dengan tahun lalu, kerugian-kerugian kita semakin kecil, dibandingkan dengan beban utang pada awal-awalnya, semakin berkurang pak,” ungkapnya.
Baca Juga: Ini Beda Tugas Bulog dan ID Food dari DPR
Pria yang biasa disapa Buwas ini juga menyampaikan dalam forum bahwa ia sudah menyampaikan hal ini kepada Kementerian Keuangan dan Presiden, terutama terkait dengan penugasan cadangan beras pemerintah (CBP).
Ia merasa perlu adanya mekanisme dari serapan beras untuk CBP tersebut.
“CBP itu penugasan dari negara, berasnya itu beras negara, bukan beras Bulog. Harusnya ada mekanisme, ketika Bulog menyerap, katakanlah diperintahkan dua juta ton, ya serap dua juta, sehabis itu diaudit oleh BPK atau BPKP. setelah klir harus dibayar pokoknya oleh negara, supaya tidak ada utang,” katanya.
Dalam penjelasannya, ia juga mengungkapkan pentingnya tanggung jawab dari pemerintah mengenai serapan beras. “Saya kira penting Pak, karena Begini, sekarang kalau saya diperintahkan menyerap 3 juta ton kita sapu Pak, karena gudang mampu untuk 3,6 juta, Persoalannya, dana dari mana Pak, dan bakal dipakai atau tidak, kan itu permasalahannya,” katanya.
Baca Juga: Bulog Menilai Harga Beras Stabil di Sepanjang Tahun 2021
Menurutnya, apabila beras tersebut tidak dipakai, maka akan disimpan, menurutnya hal ini yang menyebabkan bunga dan kerusakan tanggung jawab dari Bulog.
“Nanti semua tanggung jawab Bulog begitu ada apa-apa Bulog yang salah lagi. Dibilang rugi, sebenarnya kita tidak rugi, menurut aturan yang benar, Bulog tidak pernah rugi,” jelasnya.\
Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin bertanya kepada Buwas mengapa Bulog menjadi salah satu dari tujuh BUMN yang mengalami kerugian paling tinggi di antara utang pokok, bahkan, Sudin menyebut Bulog mempunyai utang sebanyak Rp 13 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News