Reporter: Agus Triyono | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Perusahaan pelayaran yang melayani jasa angkut antara Merak-Bakauheni mengancam mogok. Ancaman mogok terjadi karena perusahaan yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Dana dan Penyeberangan (Gapasdap) kecewa dengan pengoperasian kapal pendarat berjenis Landing Craft -Tank (LCT) di lintas Bojanegara-Bakauheni.
Pengoperasian kapal itu telah mengakibatkan lebih dari 30% muatan kapal yang seharusnya menggunakan kapal penyeberangan lintas Merak-Bakauheni berpindah menggunakan LCT. Wakil Ketua Umum DPP Gapasdap Bambang Harjo mengatakan, perpindahan muatan tersebut telah menyebabkan perusahaan pelayaran yang beroperasi di lintas Merak-Bakauheni kelimpungan.
Mereka tidak mampu menutup biaya operasional mereka. "Hal ini akibat perpindahan muatan dengan tarif yang lebih murah di kapal LCT," kata Bambang dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkannya di Jakarta Jumat (19/9). Bambang mengatakan sampai saat ini sudah ada 18 perusahaan angkutan pelayaran yang sudah menyatakan kesiapan mereka untuk mogok.
Juru bicara Kementerian Perhubungan J.A Barata berharap agar perusahaan pelayaran mengurungkan niat mereka mogok berlayar. Kementerian Perhubungan berjanji akan segera menyelesaikan keluhan para perusahaan tersebut. "Segera kami akan komunikasikan dan kami berharap semuanya akan baik," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News