kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerbitan SBN Ritel Tahun Depan Masih Akan Membetot Minat Investor


Rabu, 23 Agustus 2023 / 18:35 WIB
Penerbitan SBN Ritel Tahun Depan Masih Akan Membetot Minat Investor
ILUSTRASI. Penerbitan surat berharga negara (SBN) ritel pada tahun depan diperkirakan masih membetot minat investor ritel.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan surat berharga negara (SBN) ritel pada tahun depan diperkirakan masih membetot minat investor ritel. Hal ini karena imbal hasil dari SBN ritel masih jauh lebih menarik jika dibandingkan instrumen lain.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, imbal hasil SBN ritel masih tetap menarik di tengah kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian. Dia mencatat, pada tahun 2023 ini, instrumen keuangan dengan imbal hasil tertinggi adalah obligasi pemerintah bila dibandingkan dengan instrumen keuangan lainnya.

“Namun, beberapa investor mungkin akan lebih berhati-hati, terutama bagi para investor yang berencana untuk melakukan transaksi jual-beli di pasar sekunder, akibat sentimen risk-off yang mendominasi pasar keuangan saat ini,” tutur Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (23/8).

Baca Juga: Yield SBN 10 Tahun di 2024 Diprediksi Bisa di Bawah 6% Tahun Depan

Adapun  terkait dengan rencana penerbitan obligasi negara ritel yakni SR019, Josua menilai, kupon SR019, baik dengan tenor 3 tahun maupun 5 tahun akan berkisar pada 6,00% hingga 6,50%.

“Ini idak berbeda jauh dibandingkan dengan seri SR yang terbit pada awal tahun, yang memiliki kupon 6,25% 3 tahun dan 6,4% 5 tahun. Perkiraan kupon terssebut juga masih selaras dengan tren yield obligasi 5 tahun yang saat ini berada di kisaran level 6,3% hingga 6,4%,” jelasnya.

Sementara itu, Staf Riset Ekonomi, Industri dan Global Markets Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto juga sepakat daya tarik investor ritel akan menggeliat pada tahun depan. Hal ini karena likuiditas tahun depan dinilai masih aman selama perekonomian Indonesia bisa tumbuh meningkat jadi 5,2%.

“Apalagi tren bunga menurun global akan semakin menambah daya tarik obligasi ritel yang biasanya memberikan premi menarik,” ujarnya.

Disamping itu, pada tahun depan biaya utang pemerintah juga dinilai masih akan mudah dikelola dengan baik disaat tren suku bunga global menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×