Reporter: Fahriyadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Sejatinya, selain groundbreaking proyek Mass Rapid Transit (MRT), pada hari ini juga akan dilakukan penandatanganan kontrak paket pekerjaan untuk konstruksi jalur elevated (layang).
Namun, rencana tersebut harus tertunda dikarenakan ada sesuatu hal yang dianggap belum siap. "Kontrak layang seharusnya diteken (Kamis) sore ini, tapi batal. Mungkin di jadwal ulang dalam minggu-minggu ini," ujar Tuhiyat, Direktur Keuangan dan Administrasi PT MRT Jakarta, Kamis (10/10). Sayangnya, Tuhiyat tidak menjelaskan, apa saja persiapan yang kurang sehingga penandatanganan kontrak tersebut batal dilaksanakan.
Menurutnya kontrak layang bernilai ¥ 35 miliar ini akan dilakukan oleh dua konsorsium pemenang tender, yakni konsorsium Tokyu-PT Wijaya Karya dan konsorsium Obayashi-Shimizu-PT Jaya Konstruksi. Kedua konsorsium itu akan mengerjakan tiga paket jalan layang MRT. Dua paket dikerjakan oleh Tokyu-PT Wijaya Karya dan satu lagi akan dikerjakan konsorsium Obayashi-Shimizu-PT Jaya Konstruksi.
Proyek MRT ini totalnya dibagi dalam delapan paket. Tiga paket untuk konstruksi bawah tanah atau underground, tiga paket konstruksi layang atau elevated, dan dua paket sisanya untuk pengadaan kereta dan sistem sinyal.
Sedangkan total nilai proyek MRT dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI itu sendiri mencapai ¥ 139,9 miliar yen. Untuk pendanaan proyek tersebut, sekitar ¥ 125 miliar yen berasal dari pinjaman, sedangkan sisanya dari Pemprov DKI yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News