Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Menteri Keuangan Chatib Basri optimistis trend neraca perdagangan surplus masih akan berlanjut hingga tahun 2014. Ia beralasan, surplus yang terjadi pada bulan Oktober dan November akan memberika efek bola salju (snowball) yang menggelinding dan berulang di bulan Desember dan kemungkinan di tahun 2014.
Seperti diberitakan sebelumnya, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan November neraca perdagangan mengalami surplus mencapai US$ 776,8 juta. Chatib melihat kondisi surplus tersebut merupakan efek dari kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia alias BI rate.
Nah, karena kenaikan BI rate itu banyak pengusaha yang menurunkan nilai impornya. Biasanya, dalam melakukan impor para pengusaha itu menggunakan skema kontrak dalam beberapa bulan. “Kalau dua bulan terakhir turun, berarti beberapa bulan kemudian juga masih turun,” kata Chatib, akhir pekan lalu.
Selain karena BI rate chatib melihat dampak kebijakan kenaikan tarif Pajak Penghasilan pasal 22 dan aturan Kemudahan Impor untuk Tujuan Ekspor (KITE). Diperkirakan dampak dari kebijakan tersbut akan menurunkan impor dalam waktu beberapa bulan kedepan.
Sementara untuk bulan Desember Ia memperkirakan neraca perdagangan masih akan surplus, tetapi nilainya masih dibawah nilai bulan November. Salah satu penyebabnya adalah dia khir tahun konsumsi meningkat untuk memenuhi kebutuhan hari raya natal dan tahun baru. “Impor meningkat pada bulan Desember 2013, dibanding November 2013,”ujarnya
Salah satu ancaman pemerintah dalam neraca perdagangan tahun 2014 adalah kebijakan pelarangan ekspor bahan baku mineral dan batubara. Pelarangan itu diperkirakan sakan mengurangi impor Indonesia. Tetapi Chatib mengaku tidak hawatir, sebab penurunan ekspor karena kebijakan itu bisa ditutupi oleh menurunnya impor.
Sementara itu, ekoenom Bank tabungan Negara A. Prasetyantoko mengatakan neraca perdagangan memang bisa surplus diakhir tahun. Tetapi untuk tahun 2014 pemerintah harus waspada, jangan terlalu optimistis sebab, mendekati tahun pemilu aktifitas perdagangan juga akan terpengaruh. Selain itu harga komoditas yang cenderung turun juga ikut menjadi ancaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News