kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Pemerintah waspadai hot money akibat krisis utang Amerika Serikat


Kamis, 04 Agustus 2011 / 17:30 WIB
Pemerintah waspadai hot money akibat krisis utang Amerika Serikat
ILUSTRASI. Dua pengendara melintas di Jalan Ngurah Rai di kawasan Taman Titi Banda, Denpasar, Bali. Cuaca hari ini di Jawa dan Bali cerah berawan hingga berawan juga hujan ringan, menurut prakiraan BMKG.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can

JAKARTA. Pemerintah sedang mencermati masuknya aliran dana asing jangka pendek (hot money) akibat ancaman krisis ekonomi Amerika Serikat. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, aliran dana asing akan membanjiri Indonesia termasuk negara emerging market lainnya.

Menurut Hatta, kondisi fundamental ekonomi Amerika Serikat belum pulih meskipun telah sekuat tenaga mengatasi gejolak utang di negerinya. Satu hal yang dikhawatirkan oleh Hatta yakni biasanya hot money itu cenderungan masuk ke portofolio obilgasi atau surat utang. "Mereka membeli obligasi lalu sewaktu-waktu pergi. Meskipun kita punya protokol, tetapi harus dicermati," katanya, Kamis (4/8).

Hatta mengatakan, masuknya dana asing itu seharusnya digunakan untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur dalam negeri. Karena itu, Hatta mendorong masuknya investasi dalam jangka menengah dan panjang.

Sebagai informasi, kini kondisi Amerika Serikat masuk dalam negara yang memiliki utang tinggi atau highly indebted countries seperti Yunani, Italia, Irlandia, dan Islandia. Terakhir pemerintah AS menaikkan pagu utangnya sebesar US$238 miliar. Sehingga kini utang AS mencapai US$14,58 triliun, berarti melampaui produk domestik bruto (PDB) tahun anggaran 2010 yang hanya US$14,53 triliun.

Sementara itu, mengacu dapat Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan tercatat porsi kepemilikan asing terhitung sampai 30 Juni 2011 mencapai Rp 234,99 triliun dari total Rp 691,03 triliun. Angka itu merupakan terbesar jikan dibandingan investor lainnya yang menanamkan modalnya di obligasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×