Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mewaspadai adanya risiko global yang bisa berimbas pada perekonomian di tanah air. Sentimen tersebut termasuk kemungkinan normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS), hingga dampak dari geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
“Keduanya menjadi sumber risiko global yang cukup besar. Ini harus sangat kita waspadai, dan pemerintah melihat hal ini dengan serius,” tutur Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam “Economy & Political Outlook 2022: Gearing Up for Stronger Recovery” secara virtual, Senin (21/3).
Dia mengatakan, dampak yang paling dirasakan dari adanya geopolitik antara Rusia dan Ukraina adalah peningkatan tajam dari harga komoditas khususnya harga komoditas energi dan komoditas pangan.
Lalu, harga batubara naik, Crude Palm Oil (CPO) naik, harga nikel juga meningakt dengan sangat cepat, dan di beberapa negara termasuk AS, mengalami inflasinya tertinggi dalam waktu 40 tahun terakhir.
Akibatnya, lanjut Suahasil, menyebabkan volatililitas di pasar keuangan global naik, meskipun dalam beberapa waktu terakhir ada sedikit penurunan. Meski begitu, Ia mengatakan, pemerintah akan terus waspada, sebab risiko tersebut akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi global, dan bisa merembet juga ke pertumbuhan di tanah air.
Baca Juga: Wamenkeu: Suatu Saat Indonesia Akan Hidup Berdampingan dengan Covid-19
“Kami di pemerintah dan kebijakan sektor keuangan serta fiskal mewaspadai dampak rambatan tersebut ke ekonomi Indonesia. Kami akan memantau melalui kanal keuangan, seperti apa nanti dampaknya, melalui kanal perdagangan yang juga bisa berdampak, dan kemudian di domestik yang dampaknya pada inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Jadi harus kami monitor dan antisipasi,” jelas Suahasil.
Adapun, Dia berharap, pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2022 ini akan tumbuh jauh lebih baik. Optimistis tersebut, menurutnya sejalan dengan pemulihan ekonomi saat ini yang kian membaik, jika dibandingkan pada kuartal I 2021 yang angkanya masih minus 0,17% yoy.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2022 akan berada pada kisaran 4,5% – 5,2% yoy dan untuk tahunan diproyeksikan tumbuh pada kisaran 4,8%-5,5% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News