kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,35   -1,15   -0.13%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah teken kontrak empat proyek bendungan


Selasa, 23 Juni 2015 / 11:36 WIB
Pemerintah teken kontrak empat proyek bendungan


Reporter: Handoyo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah terus menggeber pembangunan bendungan. Setelah empat proyek bendungan yang sudah berjalan pembangunannya, pemerintah kini kembali menandatangani kontrak kerjasama pembangunan empat bendungan. Keempat bendungan itu adalah bendungan Karian di Lebak, Banten, Passeloreng di Sulawesi Selatan, Tanju dan Mila di Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono mengungkapkan, nilai kontrak empat bendungan ini mencapai Rp 2,1 triliun. Pembangunan empat bendungan ini diperkirakan rampung sekitar 2018-2019. "Untuk bendungan Karian diperkirakan rampung tahun 2019, kalau tiga yang lainnya tahun 2018," ujar Basuki, Senin (22/6).

Untuk membangun empat bendungan ini, pemerintah bekerjasama dengan pihak swasta lokal maupun asing. Di bendungan Karian misalnya, pembangunannya akan dilakukan dengan skema kerjasama operasi (KSO) antara Daelim Industrial, Co.Ltd Korea dengan PT Wijaya Karya dan Waskita Karya.

Pembangunan bendungan Passeloreng dikerjakan dengan join operasi (JO) antara PT Wijaya Karya dan PT Bumi Karsa. Sedangkan Bendungan Tanju dan Bendungan Mila dikerjakan dengan skema JO antara PT Hutama Karya dan PT Nindya Karya.

Wakil Direktur Utama PT Wijaya Karya Budi Harto bilang, sebagian besar pembebasan lahan yang akan digunakan untuk proyek bendungan sudah rampung. "Umumnya proyek bendungan (dibangun) selama tiga tahun," katanya.

Nilai investasi untuk pembangunan bendungan Karian diperkirakan mencapai lebih dari Rp 1 triliun. Sedangkan bendungan Passeloreng membutuhkan anggaran sekitar Rp 700 miliar. Sementara itu, anggaran yang dibutuhkan untuk bendungan Tanju dan Mila mencapai Rp 357 miliar.

Basuki bilang, total dari nilai kontrak keempat bendungan ini mencapai  Rp 2,1 triliun. Dana pembangunannya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Tapi, kata Basuki,  khusus untuk Bendungan Karian, dana pembangunannya  dari pinjaman pemerintah Korea Selatan US$ 100 juta.

Catatan saja, tahun ini pemerintah akan membangun 13 bendungan. Selain empat proyek bendungan yang diteken kontrak pengerjaannya pada Senin (22/6) kemarin, saat ini empat proyek bendungan yang tengah dilakukan pengerjaan konstruksinya adalah bendungan Raknamo di Kupang, Nusa Tenggara Timur senilai Rp 782 miliar, bendungan Logung di Kudus, Jawa Tengah senilai Rp 604 miliar, bendungan Lolak di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara senilai Rp 881 miliar dan bendungan Keureuto di Aceh Utara Rp 1,7 triliun.

Setelah ini, pemerintah berencana melelang pembangunan proyek lima bendungan lain kepada investor swasta dan asing. Kelima bendungan itu ialah bendungan Tapin di Kalimantan Selatan, bendungan Sindang Heula di Serang, Banten, bendungan Sei Gong di Batam, bendungan Bintang Bano di Sumbawa, NTB dan bendungan Rotiklod di Belu, Nusa Tenggara Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×