Reporter: Agus Triyono, Amailia Putri Hasniawati | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Satu bulan menjelang penutupan tahun, penerimaan negara dari sektor pajak masih seret.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut, hingga awal Desember, penerimaan pajak masih kurang Rp 430 triliun.
Tak heran jika akhirnya pemerintah mulai mencari jalan keluar untuk menambal penerimaan negara.
Salah satu caranya dengan meningkatkan jumlah utang.
Barangkali, alasan ini pula yang membuat pemerintah menaikkan pagu penerbitan global medium term notes (GMTN) dari sebelumnya US$ 30 miliar menjadi US$ 40 miliar.
Laporan Moody's Investors Service kemarin (1/12) menyebutkan, Pemerintah Indonesia akan menambah jumlah GMTN menjadi US$ 40 miliar.
Moody's memberi rating Baa3 dengan prospek stabil ke GMTN itu.
Schneider Siahaan, Direktur Strategi dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPR) mengatakan, pemerintah memang memiliki program penerbitan GMTN dalam periode tertentu.
"Biasanya program ini punya periode penerbitan tiga sampai empat tahun dan bisa diterbitkan sewaktu-waktu," ujarnya, Selasa (1/12).
Namun, ia tak tahu secara pasti, MTN global yang baru diterbitkan ini merupakan program yang berlaku sejak kapan.
Ia pun enggan berkomentar alasan tambahan penerbitan surat utang jangka menengah tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News