Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Kondisi neraca perdagangan Maret disinyalir pemerintah kembali surplus. Perbaikan harga komoditas internasional yang terjadi pada bulan Maret menjadi penyebabnya.
"Walaupun sekarang ekonomi global sedang mengalami perlambatan. Namun kita yakin harga komoditas mulai baik," ujar Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Susiwijono Moegiarso di Jakarta, Selasa (22/4).
Menurutnya, yang menjadi pendorong kuat kinerja ekspor adalah harga komoditas internasional. Meskipun begitu, dirinya enggan menjelaskan lebih lanjut berapa kisaran surplus neraca dagang Maret.
Sebelumnya, BI memperkirakan neraca dagang Maret berpotensi surplus US$ 500 juta. BI menyebut neraca dagang non minyak dan gas (migas) masih menjadi penopang surplus.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, surplus non migas akan lebih tinggi lagi jika dibanding bulan sebelumnya. Defisit migas pun akan lebih tinggi namun bisa ditutupi oleh surplus neraca migas.
Sebagai informasi saja, pada bulan Februari neraca dagang mengalami surplus US$ 785,3 juta. kinerja ekspor pada bulan Februari 2014 sebesar US$ 14,57 miliar atau naik 0,68% dibanding Januari 2014. Sedangkan kinerja impor turun 7,58% dibanding Januari 2014 sehingga pada Februari impor tercatat US$ 13,79 miliar.
Neraca dagang non migas Februari mengalami surplus sebesar US$ 1,58 miliar, sedangkan neraca migas mengalami defisit sebesar US$ 797,4 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News