kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.880.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.241   19,00   0,12%
  • IDX 6.914   16,59   0,24%
  • KOMPAS100 1.007   5,50   0,55%
  • LQ45 773   2,01   0,26%
  • ISSI 226   1,95   0,87%
  • IDX30 399   1,82   0,46%
  • IDXHIDIV20 462   1,17   0,25%
  • IDX80 113   0,60   0,53%
  • IDXV30 114   1,34   1,18%
  • IDXQ30 129   0,34   0,27%

Pemerintah pertimbangkan produk halal Malaysia


Kamis, 19 Desember 2013 / 16:58 WIB
Pemerintah pertimbangkan produk halal Malaysia
ILUSTRASI. Buruh linting rokok menempel pita cukai di salah satu pabrik rokok di Blitar, Jawa Timur, Kamis (25/3/2021). ANTARA FOTO/Irfan Anshori/foc.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pemerintah Indonesia akan mempertimbangkan permintaan Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Abdul Razak terkait produk hala. Pasalnya, PM Najib meminta agar produk halal di Malaysia diterima di Indonesia tanpa lagi harus melalui pemeriksaan dari awal. Alasannya, Malaysia juga menerima produk halal dari Indonesia.

Terkait permintaan tersebut, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurti bilang pemerintah Indonesia akan mempertimbangkannya.

"Kita akan lihat dari semua aspek yah, dalam konteks sertifikasi, halal termasuk tapi tidak hanya halal, kita akan lihat banyak dalam kosmetik dan farmasi. Kita juga akan lihat dari sertifikasi kualitas makanan olahan, kita akan lihat secara komperhensif," tutur Bayu di Kantor Presiden, Kamis (19/12).

Sementara terkait cara Indonesia menaikkan nilai perdangangan dengan Malaysia, Bayu bilang, pihaknya akan meningkatkan aktivitas perdangan dengan Malaysia di perbatasan, khususnya di Kalimantan Barat.

Nantinya, pemerintah Indonesia akan membangun pelabuhan darat untuk mengakomodasi kegiatan ekspor Indonesia ke Malaysia.

"Kita nanti akan lewat Kuching, itu salah satu yang saya kira ampaknya akan cukup besar. Kita akan lihat hal-hal lain, terobosan-terobosan lain yang mengangkat ekspor," terang Bayu.

Dalam pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan PM Najib, kedua kepala pemerintahan sepakat meningkatkan kerjasama ekonomi di bidang investasi dan perdangan. Dengan peningkatan kerjasama itu, ditargetkan nilai perdangangan kedua negara meningkat menjadi US$ 30 miliar pada tahun 2015 nanti. Catatan saja, nilai perdangan kedua negara tahun 2012 kemari sebesar US$ 23 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×