kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah Pastikan Sistem Keuangan Indonesia Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global


Kamis, 03 November 2022 / 16:18 WIB
Pemerintah Pastikan Sistem Keuangan Indonesia Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global
Menkeu Sri Mulyani Indrawati menjelaskan hasil Rapat Komite Stabilitas sistem keuangan (KSSK) pada triwulan III-2022, Kamis 3 November 2022.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah memastikan bahwa sistem keuangan Indonesia tetap terjaga di tengah ketidakpastian ekonomi global. Hal itu ditegaskan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang menegaskan stabilitas sistem keuangan pada kuartal III-2022 tetap terjaga.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan jajaran KSSK akan terus memperkuat kuda-kuda untuk meminimalkan dampak dari ketidakpastian global terhadap kondisi perekonomian dalam negeri.

“Menteri keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua OJK, dan Ketua LPS, terus berkomitmen menjaga stabilitas sistem keaungan dengan memperkuat koordinasi dan mewaspadai perkembangan risiko global, termasuk menyiapkan respon kebijakan,” terang Sri Mulyani dalam konferensi pers Stabilitas Sistem Keuangan IV, Kamis (3/11) secara daring. 

Sri Mulyani pun menggambarkan, kondisi perekonomian global saat ini melambat di tengah risiko ketidakpastian yang tinggi. Perlambatan ekonomi bahkan terjadi di sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat (AS), negara-negara Eropa, dan bahkan China. 

Baca Juga: Agar Devisa Hasil Ekspor Betah Tinggal dalam Negeri, Ini yang Dilakukan BI

Ini, salah satunya, tercermin dari kinerja manufaktur dunia pada akhir kuartal III-2022 atau pada September 2022 yang masuk ke zona kontraksi, di bawah 50. PMI Manufaktur Global pada periode tersebut tercatat 49,84. 

Perlambatan tersebut dipengaruhi masih berlanjutnya ketegangan geopolitik dan perang di kawasan Ukraina yang melecut tekanan inflasi, fragmentasi ekonomi global, perdagangan dan investasi, serta dampak dari pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif dari otoritas moenter di negara maju. 

Belum lagi risiko depresiasi nilai tukar di berbagai negara, termasuk Indonesia. Ini karena kenaikan suku bunga kebijakan AS yang makin tinggi dengan siklus yang makin panjang, sehingga berpotensi mendorong makin kuatnya dolar AS. 

Meski begitu, secara keseluruhan, dalam perekonomian dalam negeri masih berhembus angin segar. Ini ditopang oleh permintaan domestik yang masih kuat meski ada kenaikan inflasi. Sehingga, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap solid. 

Baca Juga: BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2022 di Atas 5,5%

Kemudian, investasi non bangunan masih meningkat, serta kinejra ekspor yang masih terjaga. 

Beberapa indikator dini juga menunjukkan kinerja yang apik, seperti PMI Manufaktur per Oktober 2022 yang masih berada di zona ekspansi 53,7, Indeks Penjualan Riil (IPR) tumbuh 5,5% yoy, serta Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) masih di zona optimistis atau di level 117,2.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×