Reporter: Petrus Dabu | Editor: Edy Can
JAKARTA. Kementerian Pertanian bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri memberikan pelatihan kepada lima petani asal Comoros hingga Mei mendatang. Pelatihan merupakan tindak lanjut permintaan Presiden Comoros kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pelatihan diberikan selama 55 hari. Direktur Kerja Sama Teknik Afrika dan Timur Tengah Henri Samosir mengatakan, pelatihan dilakukan di beberapa balai dan pusat pelatihan pertanian di Yogyakarta, Kuningan dan Lembang, Jawa Barat. "Nanti mereka belajar teori dan praktik, teori di Kementerian Pertanian dan kemudian langsung praktik di temapt-tempat tadi," ujarnya, Kamis (7/4).
Dengan kombinasi antara teori dan praktik, Samosir berharap petani tersebut dapat memahami teknik dan proses penanaman padi serta beberapa materi pelengkap seperti hortikultura,peternakan, sistem penyuluhan, dan kelembagaan petani.
Program yang bertujuan meningkatkan kapasitas petani ini sudah dilakukan sejak 2007 silam. Pesertanya berasal dari Fiji, Gambia, Senegal, Madagaskar, Myanmar, Kamboja dan Mozambik. Pelaksanaannya dilakukan setiap tahun. "Ini sudah yang kelima kali kami lakukan," tegas Samosir.
Kementerian Pertanian juga menggelar kegiatan pelatihan pengolahan hasil pertanian pasca panen. Kegiatan ini dilakukan selama 7-21 April 2011. Pesertanya berasal dari lima negara Asia Pasifik yaitu Fiji, Bangladesh, Laos, Sri Langka dan Timor Leste.
Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan dua kegiatan ini merupakan manifestasi komitmen Indonesia untuk membantu pembangunan sesama negara berkembang khususnya sektor pertanian. "Sektor pertanian merupakan aset penting soft-power diplomacy Indonesia," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News