kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.620.000   14.000   0,87%
  • USD/IDR 16.319   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.158   84,64   1,20%
  • KOMPAS100 1.054   15,08   1,45%
  • LQ45 829   11,70   1,43%
  • ISSI 213   1,32   0,62%
  • IDX30 429   7,68   1,82%
  • IDXHIDIV20 515   8,93   1,77%
  • IDX80 120   1,38   1,17%
  • IDXV30 122   0,92   0,76%
  • IDXQ30 141   2,22   1,60%

Pemerintah khawatirkan resesi ekonomi dunia


Kamis, 04 April 2013 / 17:24 WIB
Pemerintah khawatirkan resesi ekonomi dunia
ILUSTRASI. Udang Mie Saus Tiram (Dok/Dapur Kobe)


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Pemerintah rupanya khawatir pelemahan ekonomi dunia akan berujung pada resesi yang berkepanjangan. Karena itu, pemerintah bertekad untuk menjaga menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tumbuh tinggi.

"Kita ketahui resesi ekonomi dunia masih akan terjadi. Situasi seperti ini akan memberikan tekanan yang nyata bagi perekonomian kita. Kita harus bisa mengelola perekonomian kita dari aspek pertumbuhan, stabilitas harga, aspek penciptaan lapangan kerja, bahkan aspek pengurangan kemiskinan," ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada rapat pembukaan sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Kamis (4/4).

Di tengah tekanan dan dampak negatif ekonomi dunia yang belum pulih secara benar, Indonesia akan memasuki dinamika tahun politik yang bisa menyita banyak perhatian dan tenaga lewat proses pemilihan umum tahun 2014. Artinya, di satu sisi, pemerintah harus menjaga perekonomian, dan di sisi lain pemerintah juga harus mengelola politik dalam negeri.

Maka agar keduanya bisa berjalan dengan baik, SBY meminta agar pada tingkat perencanaan dan kebijakan dasar pemerintah sampai dengan tingkat rencana kerja pemerintah (RKP) dan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) harus dipersiapkan dengan benar. Ini agar dinamika politik tidak menghambat kebijakan dan pelaksanaan pembangunan.

SBY juga meminta kabinetnya fokus pada sasaran pembangunan ekonomi baik pada tahun ini maupun pada tahun depan. Kerja keras harus dilakukan karena dua tahun terakhir ini merupakan tahun pamungkas dari keseluruhan masa bakti Kabinet Indonesia Bersatu jilid II. "Inilah peluang terakhir yang tersedia untuk melakuan percepatan dan tindakan apa pun agar sasaran pembangunan bisa dicapai," kata SBY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×