kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pemerintah Kesulitan Pungut Pajak Transaksi Online


Jumat, 23 Juli 2010 / 17:03 WIB
Pemerintah Kesulitan Pungut Pajak Transaksi Online


Reporter: Martina Prianti | Editor: Edy Can

JAKARTA. Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak kesulitan memungut pajak pada transaksi jual beli online. Alasannya, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan informasi teknologi Ditjen Pajak belum memadai.

Keterbatasan itu mengakibatkan Ditjen Pajak sulit mendeteksi pengusaha yang menggunakan jasa online termasuk nilai transaksi jual beli itu. “Selama tidak ada pengakuan dari wajib pajak, transaksi atau tempat usaha lewat media online maka tidak akan terdata,” kata Dasto Ledyanto, Kepala Sub Direktorat Peraturan Pemotongan dan Pemungutan PPh dan PPh Orang Pribadi Ditjen Pajak, Jumat (23/7).

Di sisi lain, Ditjen Pajak mengatakan belum banyak masyarakat yang melaporkan transaksi itu. Dasto menduga ini karena kesadaran membayar pajak berdasarkan perhitungan sendiri (self assassement) wajib pajak masih rendah.

Berdasarkan aturan pemerintah, transaksi atau jual beli lewat media internet atau online dikenakan pajak penghasilan (PPh) 25 sebesar 0,75% dari omzet setiap bulan. Pengusaha yang masuk kategori ini adalah penjual barang baik secara grosir atau eceran atau penyerahan jasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×