kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.419   -1,00   -0,01%
  • IDX 7.142   47,11   0,66%
  • KOMPAS100 1.040   9,92   0,96%
  • LQ45 811   8,83   1,10%
  • ISSI 224   0,90   0,40%
  • IDX30 424   4,17   0,99%
  • IDXHIDIV20 504   2,38   0,47%
  • IDX80 117   1,14   0,98%
  • IDXV30 119   -0,11   -0,09%
  • IDXQ30 139   1,08   0,79%

Pemerintah jaga penyerapan belanja untuk dukung pertumbuhan ekonomi


Kamis, 23 Mei 2019 / 19:19 WIB
Pemerintah jaga penyerapan belanja untuk dukung pertumbuhan ekonomi


Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berkomitmen untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui penyerapan belanja negara yang maksimal di kuartal kedua.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Kamis (23/5), mengatakan, belanja pemerintah sepanjang Januari-April 2019 tumbuh sebesar 11,8% secara tahunan (yoy) atau sebesar Rp 370 triliun. Penyerapan belanja pemerintah yang cukup pesat ini, menurutnya, menjadi salah satu penopang laju pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama yang tercatat 5,07% yoy.

"Perbaikan pada kinerja belanja pemerintah inilah yang menimbulkan counter-cyclical di kuartal I dan menolong momentum pertumbuhan ekonomi tetap terjaga," ujar dia.

Sri Mulyani memastikan, tren pertumbuhan belanja pemerintah ini akan tetap terjaga di kuartal kedua. Pasalnya, pada kuartal ini pemerintah juga melakukan belanja yang cukup besar untuk pencairan tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 bagi pegawai negeri sipil dengan total anggaran Rp 40 triliun.

Selain itu, pemerintah juga terus menyalurkan belanja bantuan sosial. Hingga akhir April lalu, belanja bantuan sosial tumbuh 75,5% yoy dengan total nilai Rp 54 triliun.

"Peningkatan belanja sosial juga akan berpengaruh, terutama terhadap masyarakat kelompok 40% terbawah," lanjutnya.

Kebijakan belanja pemerintah ini, menurut Sri Mulyani, sebagai upaya dari sisi fiskal untuk mengatasi dampak perlambatan ekonomi global serta dampak eskalasi perang dagang AS dan China yang akan mempengaruhi kinerja perdagangan luar negeri.

Tak hanya fiskal, Sri Mulyani mengatakan, antisipasi untuk meminimalisasi pengaruh global juga ditempuh dengan cara mengendalikan inflasi alias tingkat harga-harga agar daya beli tetap kuat dan konsumsi rumah tangga tetap tumbuh tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×