Reporter: Hans Henricus | Editor: Edy Can
JAKARTA. Program pembelian sapi milik warga korban letusan Gunung Merapi bergulir sejak 1 Desember 2010. Namun, pemerintah hanya membeli 147 ekor sapi.
Padahal, menurut data yang dikumpulkan pemerintah ada 3.811 ekor sapi tersebar pada tiga daerah yang terkena dampak letusan Merapi, yaitu Sleman, Magelang, dan Boyolali. "Meskipun uangnya ada ternyata mereka enggak mau jual," ujar Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dalam acara refleksi akhir tahun, Rabu (29/12).
Agung mengatakan, awalnya pemerintah mendata ada 70.000 sapi milik warga korban Merapi yang akan dibeli. Cuma, jumlah itu berkurang hingga akhirnya kurang dari 4.000 ekor yang siap dibeli. "Ternyata, tidak terlalu banyak yang mau dijual," kata mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu.
Seperti diketahui, pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp 100 miliar untuk membeli sapi milik korban letusan merapi. Harga pembelian sapi itu bervariasi. Sapi yang sedang laktasi alias sapi perah dihargai Rp 10 juta per ekor. Sedangkan, sapi dara yang sedang bunting seharga Rp 9 juta, sapi dara biasa harganya Rp 7 juta.
Kemudian, sapi pedet atau anakan harga jualnya Rp 5 juta. Lalu, sapi potong dan kerbau dihargai Rp 22.000 per kilogram bobot hidup. Selanjutnya, sapi betina yang sedang tidak laktasi dan tidak bunting dihargai Rp 20.000 per kilogram bobot hidup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News