kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Pemerintah Gunakan Rp 361 Triliun Untuk Pembiayaan PBI BPJS Kesehatan


Jumat, 16 Agustus 2024 / 12:03 WIB
Pemerintah Gunakan Rp 361 Triliun Untuk Pembiayaan PBI BPJS Kesehatan
ILUSTRASI. Petugas memberikan informasi pelayanan kepesertaan kepada warga saat pelayanan BPJS Kesehatan Keliling di Bandung, Jawa Barat, Jumat (26/7/2024). ANTARA FOTO/Novrian Arbi/rwa.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menggunakan anggaran lebih dari Rp 360 triliun untuk pembiayaan penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan atau Kartu Indonesia Sehat (KIS). Penerima PBI BPJS Kesehatan ditujukan untuk orang-orang yang tergolong fakir miskin dan tidak mampu.

"Rp 361 triliun anggaran Kartu Indonesia Sehat selama 10 tahun ini telah digunakan untuk membiayai layanan kesehatan lebih dari 92 juta peserta JKN per tahun, mulai dari usia dini sampai lansia yang tersebar di seluruh Indonesia," ujar Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD, Jumat (16/8).

Kemudian, Rp 113 triliun anggaran Kartu Indonesia Pintar selama 10 tahun telah digunakan untuk pendidikan lebih dari 20 juta siswa per tahun, mulai SD sampai SMA/ SMK di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Jokowi: Indonesia Tak Mau Kehilangan Momentum Ekonomi Hijau

Berikutnya, Rp 225 triliun anggaran Program Keluarga Harapan selama 10 tahun telah dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi sekitar 10 juta keluarga kurang mampu per tahun. 

Lalu, Rp 60,3 triliun anggaran Pra Kerja selama 5 tahun telah dimanfaatkan untuk menambah keahlian 18,8 juta pekerja yang tersebar di seluruh Indonesia. 

"Ini adalah pembangunan yang kita cita-citakan bersama. Pembangunan yang menyentuh semua lapisan masyarakat," ucap Jokowi.

Di sisi lain, Jokowi menyebut bahwa Indonesia juga telah mengambil langkah besar untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah dengan tidak lagi mengekspor bahan mentah, tapi mengolahnya dulu di dalam negeri. 

Baca Juga: Jokowi: Ekonomi RI Tangguh Hadapi Pandemi Hingga Konflik Geopolitik

Walau banyak negara lain menggugat, menentang, bahkan berusaha menggagalkan, tapi Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat, tidak goyah, bahkan terus maju melangkah. 

Langkah tersebut dimulai dari nikel, bauksit, dan tembaga yang akan dilanjutkan dengan timah, serta sektor potensial lainnya, seperti perkebunan, pertanian, dan kelautan. 

"Alhamdulillah, sampai saat ini telah terbangun smelter dan industri pengolahan untuk nikel, bauksit, dan tembaga yang membuka lebih dari 200 ribu lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara Rp 158 triliun selama 8 tahun ini," ungkap Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×