kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah gandeng Kadin genjot digitalisasi UMKM


Senin, 14 Juni 2021 / 19:59 WIB
Pemerintah gandeng Kadin genjot digitalisasi UMKM
ILUSTRASI. Menkop & UKM Teten Masduki, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Mendag Muhammad Lutfi, Wakil Ketua Umum KADIN Arsjad Rajid, dan Direktur Shopee Indonesia Handika Jahja saat diskusi UMKM Indonesia Menuju Pasar Global.


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kebijakan pemerintah mempercepat digitalisasi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mulai membuahkan hasil. Meski pandemi Covid-19 di Tanah Air belum berakhir, pelaku UMKM yang terhubung ke dalam ekosistem digital terus menunjukkan peningkatan. 

Teten Masduki, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mengatakan, selama pandemi Covid-19 ada pertumbuhan yang signifikan jumlah UMKM yang terhubung ke ekosistem digital. Selama delapan tahun sebelumnya sampai awal pandemi Covid-19, kata Teten, baru ada 8 juta UMKM yang terhubung ke ekosistem digital.

Tapi, sampai Mei 2021, berdasarkan data Indonesian E-Commerce Association (IDEA), sudah ada 13,5 juta UMKM yang sudah terhubung ke ekosistem digital atau sekitar 21% dari total jumlah UMKM. "Pada tahun 2024, kami menargetkan ada 30 juta UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital," kata Teten dalam acara Dialog Kadin dan Shopee Indonesia yang berlangsung virtual, Senin (14/6). 

Menurut Teten, ada sejumlah faktor pemicu yang mendorong pertumbuhan digitalisasi UMKM. Salah satunya, perekonomian nasional secara perlahan mulai menggeliat pada masa pandemi ini. Teten menyebutkan, pada kuartal IV tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih minus 2,7%. Namun, di kuartal I-2021, minus pertumbuhan ekonomi mulai menurun, yakni menjadi 0,7%.

Kondisi tersebut membuktikan bahwa daya beli masyarakat mulai terungkit. Selain itu, kepercayaan para pelaku UMKM terhadap kebijakan yang digulirkan pemerintah di masa pandemi Covid-19 juga semakin membaik. "Artinya apa? pelaku UMKM sangat yakin pemerintah bisa menangani pandemi Covid-19 dengan baik. Jadi, pelaku UMKM bisa terus survive," imbuh Teten. 

Tentu, optimisme para pelaku UMKM untuk bangkit, tidak datang dengan sendirinya. Kata Teten, hal ini juga didukung oleh adanya berbagai program stimulus yang ditebar pemerintah, khususnya ke sektor UMKM. Mulai dari restrukturisasi kredit, subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR), subsidi listrik hingga ke fasilitas kredit modal kerja. 
 
Teten menambahkan, peran serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) juga memberikan kontribusi dalam pengembangan UMKM. "Kadin adalah mitra Pemerintah. Pemerintah dan Kadin harus bersama-sama mendampingi UMKM untuk bisa masuk pasar global," kata Teten. 

Innovation hub

Wakil Ketua Umum Kadin bidang Pengembangan Pengusaha Nasional Arsjad Rasjid menyambut positif ajakan pemerintah untuk terus bekerjasama dengan Kadin dalam mengembangkan UMKM. Menurut Arsjad, peran UMKM terhadap perekonomian sangat besar. Karena itu, Kadin akan terus berupaya membantu para pelaku UMKM terhubung ke dalam ekosistem digital.

Salah satu strategi yang akan dilakukan Kadin untuk mendorong percepatan digitalisasi UMKM, antara lain, membuat innovation hub. Dalam innovation hub akan tersedia fasilitas mentoring dengan tujuan untuk mendorong pelaku UMKM yang belum terhubung ke lembaga pembiayaan. "Kami berharap, ke depan UMKM bisa menerima pendaanaan," tutur Arsjad. 

Arsjad juga mengajak pelaku e-commerce meningkatkan literasi digital pelaku UMKM. Menurutnya, dengan semakin banyaknya pelaku UMKM yang terhubung ke market place, maka akan semakin tinggi jumlah transkaksi di platform tersebut. "Untuk itu setiap kali ada pelaku UMKM terhubung ke e-commerce, maka valuasinya akan naik," imbuh calon Ketua Umum Kadin ini.

Arsjad berpendapat, pengembangan UMKM bisa dilakukan melalui kerjasama dengan rumah ibadah. Alasannya, saat ini banyak rumah ibadah di Indonesia. Kondisi ini tentu memiliki potensi ekonomi. "Kita buat inovasi yang bisa dikerjasamakan dengan rumah ibadah. Karena, banyak rumah ibadah di Indonesia yang sudah ada pengurus dan bisa kerjasama," katanya. 

Arsjad juga mendorong investor besar untuk bermitra dengan pelaku UMKM di daerah, khususnya di wilayah timur Indonesia. Di sisi lain, pelaku UMKM dituntut untuk berinovasi dalam memasarkan produk mereka. Hal ini diiringi dengan terobosan dari kebijakan pemerintah untuk membantu akses permodalan dan penjualan.

Selain itu, Arsjad juga menyoroti pemanfaatan digitalisasi yang harus dioptimalkan UMKM dalam melakukan pemasaran produk. "Jika dilakukan secara maksimal, saya optimistis kedepannya Indonesia Timur jadi sumber revenue untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia," tandasnya. 

Selanjutnya: Digitalisasi produk, UMKM perlu kolaborasi antar stakeholder

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×