Reporter: Yudho Winarto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemerintah tetap membuka peluang untuk merevisi asumsi harga minyak mentah Indonesia atau ICP (Indonesia Crude Price) dalam APBN 2011. Ini lantaran kondisi harga minyak mentah dunia yang tetap pada harga tertinggi dalam beberapa waktu terakhir.
“Paling tidak ada skenario untuk itu ada, kita akan melihat laporan sementara,” ujar Anny Ratnawati, Wakil Menteri Keuangan seusai mengikuti rapat terbatas kabinet di kantor Kepresidenan, Kamis (7/4).
Mengacu pada APBN 2011, pemerintah menetapkan asumsi ICP pada US$ 80 per barel. Namun seiring krisis geopolitik di kawasan Timur Tengah, mau tidak mau menyebabkan harga minyak dunia turut terdongkrak sampai pada kisaran di atas US$ 100 per barel. Tentu ini pun berakibat menekan harga ICP.
Menurut Anny, fluktuasi harga minyak yang terjadi telah menjadi beban anggaran. Tetapi, kondisi ini masih tertolong seiring penguatan nilai tukar rupiah. “Kita perlu antisipasi, yang tepenting bagaimana volume BBM bersubsidi ini tidak membengkak,” katanya.
Sementara itu, Menteri Koordinasi Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan langkah revisi asumsi makro baru dapat dijalankan setelah lebih dulu melakukan pembicaraan dengan DPR. Lanjut Hatta, mengacu pada perbandingan rata-rata ICP tahun ke tahun, memang saat ini harga ICP sudah di atas asumsi yang ditetapkan pada APBN. “Kalau sampai Maret kemarin harganya sudah diatas APBN sedikit, tapi kalau melihat Januari sampai April ini memang cenderung tinggi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News