Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah membidik investasi menembus Rp 13.032 triliun hingga tahun 2029, dengan laju pertumbuhan rata-rata tahunan mencapai 15,67%.
Ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI), Teuku Riefky mengatakan bahwa target pertumbuhan yang meroket tersebut dinilai akan berat, terutama melihat tren terkini.
"Agak sulit, terutama melihat target growth-nya. Dua kuartal terakhir Foreign Direct Investment (FDI) kita tumbuh negatif," ujar Riefky kepada Kontan.co.id, Rabu (3/12/2025).
Riefky mengungkapkan, tantangan utama investasi di tanah air adalah praktik perburuan rente (rent-seeking) yang masih dominan di berbagai sektor. Selain itu, adanya dominasi negara (state dominance) juga memiliki potensi besar untuk crowd out atau mendesak keluar investasi swasta.
Baca Juga: Rosan Targetkan Investasi Rp 13.032 Triliun Hingga 2029, Demi Kejar Ekonomi Tumbuh 8%
Menurutnya, hal yang harus segera digenjot pemerintah untuk mewujudkan target jumbo ini adalah dengan memperbaiki iklim investasi secara menyeluruh.
"Yang perlu digenjot adalah memperbaiki iklim investasi, memberantas perburuan rente, dan mengurangi dominansi negara di berbagai sektor perekonomian," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mematok target investasi hingga lima tahun ke depan atau tahun 2029, sebesar Rp 13.032 triliun atau US$ 869 miliar.
Menteri Investasi/BKPM Rosan Roeslani menjelaskan, target ini diminta oleh Bappenas dan diharapkan mengalami pertumbuhan investasi signifikan, yakni 15,67% setiap tahunnya.
"Total investasi yang diharapkan dalam 5 tahun ke depan adalah Rp 13.032 triliun," ujarnya dalam rapat bersama Komisi XII DPR RI, Jakarta, Selasa (3/12/2025).
Baca Juga: Empat Proyek Strategis yang Masuk Radar Investasi Danantara pada 2026
Rosan mengungkapkan, kenaikan target ini cukup signifikan jika dibandingkan dengan total investasi yang masuk selama 10 tahun terakhir (2014-2024) di mana hanya mencapai Rp 9.100 triliun.
Peningkatan tajam ini didorong oleh ambisi pemerintah untuk mencapai pertumbuhan perekonomian hingga 8% pada tahun 2029, dengan asumsi Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang konstan.
Namun, Rosan menekankan bahwa pencapaian angka investasi bukan satu-satunya prioritas. Pihaknya menginginkan investasi yang masuk harus berkualitas dan berkelanjutan (sustainable).
"Kami inginkan investasi yang berkualitas dan berkelanjutan karena itu menjadi yang sangat penting," tegasnya.
Investasi berkualitas sangat dibutuhkan lantaran harus mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Hal ini bisa dicapai melalui transfer knowledge dan transfer technology yang dibawa oleh investasi asing maupun domestik.
Baca Juga: Kadin Dorong Kemudahan Investasi untuk Angkat Ekonomi di 2026
Selanjutnya: BRI-MI Prepares Indonesia’s First Gold ETF as Investor Demand for Gold Rises
Menarik Dibaca: 9 Mitos Tata Letak Dapur yang Sudah Nggak Relevan di 2025, Ayo Coba Gaya Baru!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













