kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pemerintah akan terbitkan lagi SBN dual currency


Senin, 18 Desember 2017 / 15:41 WIB
Pemerintah akan terbitkan lagi SBN dual currency


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sukses menerbitkan surat berharga negara (SBN) valas dalam mata uang asing (dual currency) di tahun ini, pemerintah akan melanjutkan penerbitan surat utang yang sama pada tahun depan. Langkah ini bagian dari strategi pembiayaan pemerintah untuk menutup defisit anggaran yang dipatok sebesar Rp 325,9 triliun atau 2,19% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Penerbitan dual currency yang dimaksud, yaitu berupa SBN dalam denominasi dollar Amerika Serikat (AS) dan euro. Rencana pemerintah, penerbitan ini dilakukan pada akhir kuartal kedua tahun depan, yaitu Juni 2018.

Direktur Surat Utang Negara (SUN) Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Loto Srinaita Ginting mengatakan, penerbitan SBN dual currency kembali di tahun depan, lantaran penerbitan tersebut lebih efektif. Penerbitan tersebut mempertimbangkan dua sisi.

"Dari sisi cost sementara ini kami menilai euro relatif cost-nya compare to US dollar, US dollar sedikit lebih murah," kata Loto, Senin (18/12). Sementara di sisi lain, pemerintah tetap perlu menyediakan SBN dalam denominasi euro dalam rangka eksistensi instrumen.

Loto membuka peluang penerbitan SBN dual currency di tahun-tahun berikutnya, sepanjang kurs dollar lebih murah dibanding euro.

Tahun ini menjadi tahun pertama pemerintah menerbitkan SBN dual currency. Nilainya, masing-masing sebesar US$ 2 miliar dan € 1 miliar. Penerbitan itu juga merupakan penerbitan pertama kali yang dilakukan oleh negara (sovereign) di kawasan Asia Tenggara dalam kurun lebih dari satu dekade terakhir.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Alfirman mengatakan, tahun depan, pemerintah akan menerbitkan SBN bruto senilai Rp 846,4 triliun. Jumlah itu terdiri dari penerbitan SBN domestik sebesar Rp 582,1 triliun, SBN valas Rp 145,3 triliun, dan SPN jatuh tempo 2018 sebesar Rp 119 triliun.

Menurutnya, pemerintah kembali menggunakan strategi penerbitan SBN valas di semester pertama tahun ini atawa front loading dengan mempertimbangkan masih adanya risiko global di tahun depan. Rencananya, porsi penerbitan SBN valas mencapai 20% dari total SBN bruto tahun depan atau mencapai Rp 169,28 triliun, yang akan dipenuhi dengan penerbitan tiga mata uang, yakni dollar AS, yen Jepang, dan euro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×