kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,94   -29,79   -3.09%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemda diminta kurangi pengadaan rapit test antibodi


Rabu, 20 Januari 2021 / 15:13 WIB
Pemda diminta kurangi pengadaan rapit test antibodi
ILUSTRASI. Warga mengikuti metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi atau rapid tes


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementeriam Dalam Negeri ( Kemendagri) mengimbau pemerintah daerah untuk mengurangi pengadaan pemeriksaan dengan mekanisme rapid test antibodi.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal Administrasi Wilayah Kemendagri Syafrizal dalam acara Sosialisasi Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 903/145/SJ yang disiarkan secara daring, Rabu (20/1/2021).

"Jadi pengadaan rapid test antibodi saya kira dikurangi secara signifikan pengadaannya," kata Syafrizal.

Ia mengatakan, testing terbaik yang harus dilakukan pemerintah daerah yakni menggunakan pemeriksaan laboratorium polymerase chain reaction (PCR). Oleh karena itu, ia menyarankan pemerintah daerah untuk mengurangi pengadaan pemeriksaan rapid test.

"Namun demikian bagi screening sekarang diperkenankan untuk dilakukan dengan cara swab antigen," ujar dia.

Adapun, rapid test antibodi ini meneliti sampel darah seperti rapid test yang sebelumnya gencar dilakukan di Indonesia.

Baca Juga: Orang dengan komorbid tertentu tak boleh divaksin Covid-19, ini kata pakar kesehatan

Tes darah ini mengidentifikasi antibodi yang diproduksi sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap infeksi virus. Rapid test antibodi tidak dapat memberitahu seseorang terinfeksi sekarang.

Akan tetapi, rapid test antibodi dapat secara akurat mengidentifikasi infeksi masa lalu. Terkait akurasi, melakukan tes antibodi terlalu dini dapat menyebabkan hasil negatif palsu.

Itu karena sistem kekebalan membutuhkan satu atau dua minggu setelah infeksi untuk menghasilkan antibodi. Tingkat negatif palsu yang dilaporkan adalah 20 persen.

Namun, kisaran negatif palsu adalah dari 0 persen hingga 30 persen, tergantung pada penelitian dan kapan tes dilakukan selama infeksi. (Sania Mashabi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kemendagri Imbau Pemda Kurangi Pengadaan Rapid Test Antibodi"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet Using Psychology-Based Sales Tactic to Increase Omzet

[X]
×