kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembelajaran tatap muka mestinya dilakukan setelah semua siswa divaksin Covid-19


Selasa, 05 Oktober 2021 / 04:15 WIB
Pembelajaran tatap muka mestinya dilakukan setelah semua siswa divaksin Covid-19


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memutuskan untuk membuka pembelajaran tatap muka (PTM) seiring dengan melandainya kasus Covid-19. Kebijakan kembali ke sekolah ini masih menuai pro dan kontra dari sejumlah pihak.

Sebelumnya, Satgas Penanganan Covid-19 menyebutkan, ada dua strategi yang diterapkan untuk mencegah klaster penularan Covid-19 saat PTM terbatas dilangsungkan, yakni dengan menerapkan 3M dan 3T.

Dijelaskan lebih jauh, dalam penerapannya, pemerintah akan memastikan pelaksanaan tes acak di satuan pendidikan dan juga mengintegrasikan aplikasi PeduliLindungi pada satuan pendidikan untuk memudahkan pengawasan.

Untuk melakukan penyesuaian kebijakan PTM terbatas, pemerintah menetapkan indikator Positivity Rate sebagai faktor yang dipertimbangkan, yakni memberikan panduan tindakan ketika angka positivity rate < 1%, di antara 1-5%, dan bila di atas 5%.

Baca Juga: PTM terbatas diberlakukan bertahap, protokol 3M dan 5M masih efektif lindungi anak

Head of Corporate and Marketing Communication OT Group Harianus I Zebua mengatakan, strategi untuk mencegah penularan Covid-19 saat PTM yang terpenting adalah vaksinasi. Menurutnya, apabila anak-anak belum mendapatkan vaksin alangkah lebih baiknya jika PTM ditunda lebih dulu.

Lebih lanjut, ia menyampaikan, jika PTM sudah berlangsung dengan sarat anak telah mendapatkan vaksin Covid-19, ia tak lagi khawatir terkait penerapan prokes oleh anaknya.

“Maka untuk prokes tidak ada masalah. Karena dari awal pandemi, anak saya sudah saya ajarkan menjalankan prokes dengan ketat,” ujarnya, Senin (4/10).

Hari menceritakan, di sekolah tempat anaknya belajar sudah dilakukan simulasi PTM beberapa kali. Ia melihat, secara persiapan prokesnya juga sudah bagus. Oleh kerana itu, ia menilai, anak yang sudah mendapatkan vaksin boleh menjalankan PTM dengan aturan prokes ketat.

Hanya saja, Hari mengaku belum mendukung rencana PTM secara penuh untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun. “Menurut saya bagi anak di bawah usia 12 tahun sebaiknya jangan. Karena mereka sangat rentan, belum mendapatkan vaksin,” terangnya.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: 3 Tempat berpotensi tinggi penularan virus corona, mengacu Satgas COVID-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×