kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

3 Tempat berpotensi tinggi penularan virus corona, mengacu Satgas COVID-19


Senin, 04 Oktober 2021 / 14:39 WIB
3 Tempat berpotensi tinggi penularan virus corona, mengacu Satgas COVID-19
ILUSTRASI. Sejumlah penumpang KRL berjalan keluar dari Stasiun Sudirman, Jakarta, Jumat (24/9/2021). 3 Tempat dan perilaku berpotensi tinggi penularan corona, mengacu Satgas COVID-19. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan kasus bukan alasan untuk menjadi lengah. Berikut ini tempat dan perilaku berpotensi tinggi penularan virus corona, mengacu Satgas Penanganan COVID-19.

Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menekankan, seluruh lapisan masyarakat harus bersikap antisipatif dan memahami pengelolaan tata cara berkegiatan yang baik.

"Karena karakteristiknya yang kompleks, berbagai peneliti sepakat bahwa penularan COVID-19 dipengaruhi oleh banyak faktor. Dan, mungkin berbeda berdasarkan tempat dan perilaku masing-masing masyarakat di dalamnya," kata Wiku dikutip laman covid19.go.id.

Dalam mencegah penularan COVID-19, ada beberapa upaya yang bisa masyarakat lakukan di tempat-tempat spesifik serta metode pencegahan penularannya. 

Baca Juga: PPKM berakhir 4 Oktober 2021, apakah akan diperpanjang? Ini tren kasus Covid-19

Pertama, di rumah dan lingkungan tempat tinggal. Karena, lingkungan rumah dan tempat tinggal bukanlah area yang 100% bebas penularan COVID-19. 

Faktor risikonya, tingkat kepatuhan protokol kesehatan secara kolektif, kepadatan tempat tinggal dan kedekatan, serta durasi interaksi antarmasyarakat. Baik dengan anggota keluarga satu rumah, anggota keluarga berbeda rumah, maupun dengan tetangga.

Antisipasinya, dengan konsisten mematuhi protokol kesehatan, segera merujuk kasus positif melakukan isolasi terpusat agar mencegah interaksi antara kasus positif dengan orang yang sehat, serta mengurangi kegiatan berkerumunnya masyarakat dan berbincang dalam satu ruang.

Kedua, selama melakukan perjalanan. Faktor risiko penularannya bervariasi. Peluang terbesar di dalam transportasi umum. 

Aspek penyebabnya juga beragam, termasuk tingkat kepatuhan protokol kesehatan oleh seluruh penumpang, sistem ventilasi alat transportasi, jarak antarpenumpang, durasi perjalanan, dan kebersihan alat transportasi.

Baca Juga: Selama protokol kesehatan ketat, PTM terbatas pun tak jadi masalah

Antisipasinya, memastikan seluruh penumpang memakai masker dan menjaga jarak. Lalu, tidak berbicara selama perjalanan dan pemilik atau perusahaan alat transportasi wajib menjamin sistem ventilasi berjalan baik, juga melakukan pembersihan armada dan disinfeksi secara rutin.

"Meski terdapat risiko yang cukup tinggi, langkah antisipatif yang didukung komitmen penuh dari penumpang maupun perusahaan pengadaan alat transportasi dapat menekan penularan," ujar Wiku.

Ketiga, aktivitas di luar rumah. Faktor risiko khas yang berpeluang meningkatkan penularan adalah tingkat kepatuhan protokol kesehatan secara kolektif, lingkar kontak tiap orang yang berkegiatan selama di perjalanan dan di rumah, dan besar ruangan serta ventilasi dalam ruangan untuk beraktivitas.

Bentuk antisipasi perubahan dalam aktivitas ini termasuk pelaksanaan protokol kesehatan secara disiplin. dan menyusun standar proteksi lebih kepada populasi berisiko dalam berkegiatan. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masyarakat juga perlu mengetahui resiko setiap kegiatan yang hendak mereka lakukan, sebagai prinsip kehati-hatian. 

Baca Juga: Di tengah pelonggaran PPKM, skor kepatuhan prokes di masyarakat tetap naik

Kegiatan yang dilakukan di luar rumah melibatkan interaksi fisik yang intens, misalnya berjabat tangan dan berpelukan. Intraksi ini terjadi dalam keadaan ramai dan tanpa disertai pembatasan kapasitas dan jarak masuk ke dalam kegiatan yang tergolong berisiko.

Karena itu, bagi masyarakat yang harus berkegiatan di tempat berisiko tinggi, maupun penyelenggaraan kegiatan besar, Wiku berharap, mampu melakukan langkah antisipatif pribadi. 

Khusus kepada penyelenggara kegiatan, Wiku mengharapkan membuat pedoman berkegiatan yang dimodifikasi sebaik mungkin. Untuk meminimalisir penularan dan upaya proteksi lebih baik tiap individu yang berkegiatan di dalamnya.

"Karena, jika kemunculan klaster dari kegiatan yang diselenggarakan masyarakat maupun di fasilitas masyarakat, dapat memberikan dampak yang signifikan dalam memperluas penularan," ungkap Wiku.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: UPDATE Vaksinasi Covid-19 per 3 Oktober: Ada penambahan vaksinasi 1.073.438 dosis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×