Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prinsip environmental (lingkungan), social (sosial), dan governance (tata kelola) menjadi panduan dalam berbagai sektor. Termasuk pembangunan.
Megaproyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara tak luput dari prinsi ESG. Salah satunya melalui penanaman 10.000 pohon dan pemberdayaan masyarakat di kawasan penyangga
Program ini akan dimulai di Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur. Tujuan IKN Nusantara sebagai smart forest city yang berkelanjutan dan menjadi bagian penting bagi pembangunan ekonomi di Tanah Air.
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Nusantara, Myrna Asnawati Safitri mengatakan Kota Hutan IKN Nusantara dibangun untuk memulihkan lingkungan yang saat ini banyak terdegradasi. Upaya utamanya adalah melakukan reforestasi atau penanaman kembali lahan-lahan yang ada.
Myrna menyebutkan, hal ini membutuhkan dukungan publik agar gerakan lingkungan semakin meluas. “Gerakan menanam ini sekaligus bagian dari upaya partisipasi masyarakat dalam pengendalian perubahan iklim serta revitalisasi keanekaragaman hayati hutan tropis Kalimantan,” kata Myrna, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (12/9).
Baca Juga: Kementerian ESDM Beberkan Rencana Penyediaan EBT untuk IKN
Kelurahan Sepaku menjadi titik yang strategis. Kelurahan ini masuk ke dalam Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) sekaligus zona dua kawasan IKN Nusantara. Selain itu, Kelurahan Sepaku memiliki satu dari empat bendungan terbesar di IKN Nusantara yang airnya diambil dari empat sungai di sekitar lokasi. Sehingga, merawat kawasan ini sangat penting karena sekaligus menjaga penyangga sumber air baku di IKN Nusantara.
Co Founder & Chief Marketing Officer (CMO) Benih Baik Firdaus, Juli mengatakan, menghijaukan dan mempertahankan lingkungan agar tetap hijau merupakan tantangan tersendiri. Terlebih lagi, lahan di IKN begitu luas,mencapai 256.000 hektare (ha). Targetnya, 166.000 ha atau 65% wilayah IKN akan menjadi kawasan hutan yang dilindungi.
Chief Growth Officer Jejakin, Sudono Salim menjelaskan, selain penanaman, pemantauan pohon juga menjadi aspek penting dalam pelaksanaan program ini. Dengan platform berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan internet of things (IoT), sistem yang dikembangkan Jejakin tak hanya dapat memantau kondisi pohon, juga dampak lingkungan dari aspek-aspek lain yang berkaitan dengan penanaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News