Reporter: Kiki Safitri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) akan menyalurkan 1.430 ekor sapi indukan impor ke wilayah Sumatra melalui Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung. Proses penyaluran secara bertahap dan di tahap pertama didatangkan 840 ekor sapi indukan. Sebelum sampai ke penerima, sapi-sapi tersebut harus menjalani karantina selama tujuh hari untuk memastikan kesehatan sapi indukan.
Khusus sapi indukan yang disalurkan ke Sumatra, menjalani karantina terlebih dahulu selama tujuh hari di Instalasi Karantina Hewan Sementara (IKHS) Juang Jaya Lampung. Proses karantina meliputi proses pre shipment inspection. Proses ini merupakan proses pengambilan dan pemeriksaan darah terhadap penyakit paratuberculosis dan enzootiv bovine leucosis (EBL) pada sapi.
Untuk memastikan dan menjamin sapi-sapi yang datang sehat, Kemtan melakukan tinjauan langsung saat kedatangan sapi Australia di Pelabuhan Panjang, Lampung. Sehingga ketika didistribusikan ke peternak, sapi-sapi tersebut mampu berproduksi secara maksimal.
“Setelah dilakukan tindakan karantina selama tujuh hari di IKHS ini dan dipastikan sapi-sapi ini 100% dalam keadaan sehat dan tidak menunjukan gejala terkena penyakit hewan, maka akan diterbitkan sertifikat Kesehatan Hewan (KH) 14 dari Karantina Lampung, dan selanjutnya kami akan langsung distribusikan ke titik bagi,” kata Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kemtan Sugiono kepada Kontan.co.id, Senin (10/12).
Setelah melakukan proses karantina, tim Kemtan akan melakukan pengamatan selama tujuh hari di kelompok dan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) yang menerima sapi-sapi tersebut. Selanjutnya jika tidak bermasalah, maka dilaksanakan proses administrasi berita acara serah terima untuk kemudian disebar ke peternak-peternak kecil.
I Ketut Diarmita, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kemtan berharap sapi indukan impor yang diberikan ke peternak di Sumatra akan berproduksi dengan baik seperti yang sebelumnya.
“Penambahan sapi indukan impor tahun 2018 ini bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh pemerintah. Dengan melimpahnya biomasa untuk pakan ternak sapi di wilayah sumatera, sapi indukan impor akan berkembang dengan baik di sana,” ujar Ketut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News