kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasien meninggal, BPOM tarik produk Kalbe Farma


Selasa, 17 Februari 2015 / 19:36 WIB
Pasien meninggal, BPOM tarik produk Kalbe Farma
ILUSTRASI. Nonton Bleach: TYBW Part 2 The Separation Episode Baru Apakah Sudah Tersedia?


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Obat anestesi Buvanest Spinal produksi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) telah ditarik dari pasaran menyusul kasus meninggalnya dua pasien dari Rumah Sakit Siloam Karawaci, Tangerang. Penggunaan obat itu pun untuk sementara dihentikan oleh para dokter di rumah sakit.

"Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia telah memberikan safety alert. Dan kepada Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi menghentikan penggunaan obat Buvanest itu untuk kehati-hatian sambil menunggu hasil investigasi menyeluruh," ujar Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Sparingga saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/2).

Roy menjelaskan, penarikan secara mandiri telah dilakukan pihak Kalbe Farma sejak 12 Februari 2015. BPOM telah melakukan uji sampel obat yang ada di Rumah Sakit Siloam.

BPOM juga tengah melakukan investigasi mendalam terhadap kasus yang menyebabkan dua pasien meninggal dunia setelah penggunaan obat anestesi itu.

"Kalbe melakukan penarikan mandiri. Itu memang sudah aturannya jika ada suatu kejadian yang serius. Mereka menarik dan kami mengawasi. Yang jelas semua injeksi Buvanest itu semua ditarik. Di lapangan tidak beredar," ujar Roy.

Sementara itu, Manajer Komunikasi Eksternal PT Kalbe Farma Hari Nugroho mengatakan, penarikan Buvanest Spinal merupakan insiatif Kalbe sebagai tindakan pencegahan.

Namun, ia enggan berspekulasi apakah penarikan Buvanest Spinal 0,5 persen itu berkaitan dengan kasus meninggalnya dua pasien di RS Siloam.

"Kita memang melakukan evaluasi Buvanest dan inisiatif melakukan penarikan. Kita juga telah berkoordinasi dengan BPOM," terang Hari.

Sebelumnya, dua pasien di Rumah Sakit Siloam Karawaci meninggal dunia setelah pemberian obat anestesi Buvanest Spinal.

Obat produksi PT Kalbe Farma itu diduga bukan berisi Bupivacaine atau untuk pembiusan, melainkan asam traneksamat yang bekerja untuk mengurangi pendarahan.

Kasus ini terjadi pada pasien yang melakukan operasi caesar dan urologi. Kedua pasien meninggal dalam waktu berdekatan tanggal 12 Februari 2015. (Dian Maharani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×