kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasca tsunami Selat Sunda, KEK Tanjung Lesung sudah 60% pulih


Selasa, 20 Agustus 2019 / 15:14 WIB
Pasca tsunami Selat Sunda, KEK Tanjung Lesung sudah 60% pulih
ILUSTRASI. Pasca tsunami Selat Sunda, KEK Tanjung Lesung sudah 60% pulih


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - PANDEGLANG. Pasca bencana tsunami Selat Sunda delapan bulan lalu, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung berangsur bangkit. Pihak pengelola, Banten West Java (BWJ) Tourism Development menyatakan bahwa upaya perbaikan terus dilakukan.

Direktur Operasional BWJ Tourism Development Kunto Wijoyo menjelaskan, saat ini kondisi kawasan wisata yang terletak di ujung barat pulau Jawa tersebut, secara keseluruhan sudah pulih sekitar 60%.

Baca Juga: Upayakan Mitigasi bencana bagi wisatawan, pengelola Tanjung Lesung gandeng BMKG

“Pasca bencana tsunami yang terjadi pada 22 Desember 2018 lalu, sekarang ini sesuai data yang kami punya Tanjung Lesung sudah recovery sekitar 50% sampai 60%. Kami terus upayakan recovery-nya," ungkap Kunto di Pandeglang, Banten, Selasa (20/8).

Pembangunan infrastruktur terus dilakukan untuk memperbaiki beberapa titik bangunan yang rusak akibat tsunami. Selain terus berbenah secara fisik, KEK Tanjung Lesung juga terus berupaya mengembalikan kepercayaan dan minat para wisatawan serta warga sekitar.

“Membangun infrastruktur bukan masalah besar buat kami. Yang paling sulit adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat dan juga wisatawan bahwa saat ini kawasan wisata Tanjung Lesung sudah aman untuk dikunjungi kembali,” ujar Kunto.

Baca Juga: Tarik minat wisatawan, KEK Tanjung Lesung gelar Rhino X Triathlon

Untuk mengembalikan kepercayaan tersebut pihak pengelola terus melakukan berbagai upaya. Salah satunya dengan menggelar berbagai acara yang melibatkan masyarakat sekitar. Selain itu, promosi wisata juga gencar dilakukan.

Promosi dilakukan sambil memberikan pemahaman kepada masyarakat dan wisatawan bahwa pasca tsunami kawasan wisata tersebut tetap aman dikunjungi.

Pihak pengelola juga mempererat kerja sama dengan pemerintah dan para pelaku usaha di bidang pariwisata. "Pemerintah turut membantu kami, terutama dari Pemerintah Kabupaten Pandeglang. Para pelaku usaha pariwisata juga ikut berpartisipasi memulihkan wisata Tanjung Lesung,” tutur Kunto.

Baca Juga: Usai Gempa dan Tsunami, Tanjung Lesung Berbenah dan Bidik 800.000 Wisatawan

Demi memulihkan kepercayaan para wisatawan dan masyarakat, Kunto mengatakan, pihak pengelola tengah membangun teknologi/ alat peringatan dini di bibir pantai. Alat tersebut digadang-gadang mampu mendeteksi perubahan permukaan air laut dengan parameter sejauh 200 kilometer (km).

“Alat pendeteksi itu sangat canggih. Namanya radar wera, berasal dari Jerman persembahan dari PT Terindo. Radar ini merupakan satu-satunya dan pertama yang digunakan di Indonesia. Shelter untuk radar itu masih dalam pembangunan, kira-kira dua pekan lagi selesai,” jelas Kunto.

Ia melanjutkan, setelah shelter tersebut selesai dibangun, sejumlah tenaga ahli dari Jerman akan memberikan pelatihan (training) tanggap bencana kepada SDM di Indonesia, khususnya bagi para pegawai Tanjung Lesung, masyarakat sekitar, dan para wisatawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×